kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Inflasi terjaga jadi amunisi rupiah di awal tahun


Selasa, 02 Januari 2018 / 18:24 WIB
Inflasi terjaga jadi amunisi rupiah di awal tahun


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah di awal tahun 2018 ditutup menguat seiring tenaga dollar Amerika Serikat (AS) yang cenderung turun.

Mengutip Bloomberg, Selasa (2/1) di pasar spot, rupiah menguat 0,30% ke level Rp 13.514 per dollar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah juga menguat 0,04% di level Rp 13.542 per dollar AS.

Putu Agus Pransuamitra, Analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, sejak beberapa hari kemarin dollar AS mengalami tekanan. Meski, sebenarnya AS menerima sentimen positif dari disetujuinya refomrasi pajak dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS di tahun ini yang tetap sebanyak tiga kali.

Dollar AS tersengat tekanan dari beberapa negara lain yang mulai bersiap melakukan pengetatatan moneter karena perekonomian membaik. European Central Bank (ECB) mulai mengurangi stimulus di tahun ini. Sementara, Bank of England (BoE) juga akan melakukan pengetatan moneter dengan menaikkan suku bunga sebanyak dua kali dalam untuk tiga tahun ke depan.

Penguatan rupiah hari ini juga didukung data inflasi Indonesia yang terjaga. Data inflasi Desember 2017 menunjukkan secara year on year (yoy) naik di 3,61% dibanding tahun sebelumnya 3,02%. Sementara secara month on month (mom) inflasi Indonesia hanya naik tipis 0,71%.

"Secara umum inflasi masih terjaga meski di akhir tahun biasanya ada peningkatan belanja ini yang menyebabkan secara mom inflasi jadi meningkat," kata Putu, Selasa (2/1).

Sementara ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah sore hari ini ditutup menguat karena lebih dipenagruhi faktor eksternal dimana dolla AS cenderung bergerak melemah. "Memang faktor pelemahan dollar yang lebih dominan," kata Josua, Selasa (2/1).

Namun, dari dalam negeri juga ikut mendorong penguatan rupiah hari ini karena inflasi Desember 2017 masih sesuai dengan target Bank Indonesia. 

Putu memprediksi pegerakan rupiah untuk Rabu (3/1) masih akan menguat terbatas. "Penguatan hari ini cukup signifikan, besok masih ada potensi menguat tetapi terbatas dengan sentimen yang mempengaruhi tidak jauh berbeda dari hari ini," kata Putu.

Rupiah besok diperkirakan akan bergerak di rentang Rp 13.490 per dollar AS-Rp 13.530 per dollar AS. Sementara Josua memperkirakan rupiah akan bergerak menguat terbatas di rentang Rp 13.500 per dollar AS- Rp 13.560 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×