Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Inflasi, termasuk efek rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, menjadi momok banyak pebisnis. Tapi, tak begitu bagi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), produsen Indomie.
Minimal dua hal menjadi sentimen positif bagi ICBP. Pertama, harga gandum di pasar dunia sedang turun, sehingga ICBP bisa menekan biaya produksi mi instan yang berbahan tepung gandum.
Kedua, program bantuan langsung tunai (BLT) alias program bagi-bagi uang bagi rakyat miskin sebagai peredam efek inflasi akibat kenaikan harga BBM. Biasanya, penerima BLT akan memanfaatkan uang BLT untuk membeli bahan makanan, salah satu yang diburu adalah mi instan buatan ICBP. Tak heran, penjualan mi instan berpotensi naik.
Kepala Riset Bahana Securities, Harry Su mengatakan, harga gandum selama setahun terakhir sudah turun 12% menjadi US$ 257 per ton. Padahal, gandum merupakan bahan baku utama mi instan produksi ICBP.
Harga minyak mentah, kata Harry, juga sudah berada di level terendahnya sejak Juli 2012. Penurunan harga minyak ini meringankan biaya pemrosesan bahan makanan hingga pengemasan.
Menurut Harry, tepung dan minyak menyumbang 20% dari beban pokok penjualan ICBP. Penurunan harga kedua komoditas itu dapat memangkas pengeluaran ICBP dan menaikkan marginnya.
Kalkulasi dia, beban pokok penjualan ICBP tahun ini sebesar Rp 17 triliun atau naik 7,9% dibandingkan tahun 2012 senilai Rp 15,79 triliun. Namun, margin laba kotor ICBP bisa naik menjadi 27,6% dari 26,8% di tahun lalu.
Selain itu, menurut Analis Sucorinvest Central Gani, Isfhan Helmy, penjualan ICBP bakal ditopang penjualan olahan susu. Hitungan Isfhan, penjualan mi ICBP akan naik 30% dan penjualan susu naik 27%. Keduanya akan menaikkan laba bersih ICBP sebesar 20% di tahun ini.
Diuntungkan inflasi
Prospek ICBP pun makin cerah seiring proyeksi kenaikan inflasi. Apalagi bila pemerintah jadi menaikkan harga BBM bersubsidi.
Harry menyatakan, inflasi akan terkerek bila pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. "Kalau inflasi tinggi, ICBP diuntungkan," ujar dia.
Ia menghitung, pendapatan ICBP tahun ini bisa naik 9,76% menjadi Rp 23,6 triliun. Sementara laba bersih naik 14,28% menjadi Rp 2,4 triliun.
Proyeksi Isfhan, pendapatan ICBP tahun ini meningkat 16,59% menjadi Rp 25,15 triliun, dengan laba bersih naik 19,81% menjadi Rp 2,6 triliun.
Estimasi Ivan, pendapatan ICBP tahun 2013 akan naik 22,2% menjadi Rp 26,4 triliun. Sementara, laba bersih tumbuh 16% jadi Rp 2,6 triliun.
Harry dan Isfhan merekomendasikan beli saham ICBP. Harry memasang target harga ICBP di Rp 12.000 per saham yang mencerminkan price earning ratio (PER) 25 kali. Target Isfhan, harga ICBP bisa di Rp 10.600 per saham dengan PER 23,7 kali.
Namun, Ivan Chamdani, Analis Trimegah Securities dalam risetnya, menyarankan hold saham ICBP dengan target Rp 9.100 per saham. Dia akan melihat lagi target harga tersebut seusai rilis laporan keuangan ICBP kuartal I-2013. Selasa (16/4), harga ICBP menguat 0,50% ke Rp 10.150 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News