kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi dan paket infrastruktur AS masih akan mengangkat kurs dolar


Selasa, 13 April 2021 / 21:08 WIB
Inflasi dan paket infrastruktur AS masih akan mengangkat kurs dolar
ILUSTRASI. Rupiah berada di Rp 14.605 per dolar AS, mencapai level paling lemah sejak November 2020.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali melemah pada Selasa (13/4). Kurs rupiah spot melemah tipis 0,07% menjadi Rp 14.605 per dolar Amerika Serikat (AS), dibandingkan dengan kemarin yang berada di level Rp 15.595 per dolar AS. Kurs tengah BI juga melemah 0,12% menjadi Rp 14.648 per dolar AS dari Rp 14.631 per dolar AS. 

Rupiah mencapai level paling lemah sejak November 2020. Research and Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menilai bahwa pelemahan yang terjadi pada rupiah dan menguatnya dolar salah satunya karena proyeksi pertumbuhan ekonomi. International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan Indonesia dari 4,8% menjadi 4,3%.

Selain itu, menurutnya ada kekhawatiran dari penyebab utang dan bunga yang harus dibayarkan oleh pemerintah terhadap pinjaman luar negeri. Hal ini memberikan kekhawatiran pasar terhadap ketidakmampuan pemerintah membayar utang.

Di sisi lain, dia juga melihat bahwa pelemahan rupiah tidak terlepas dari kenaikan yield US Treasury yang berimbas pada penguatan dolar AS. Hal ini juga yang menekan rupiah belakangan. 

Baca Juga: Selisih yield Indonesia dan AS mengerek penawaran pada lelang SUN hari ini

“Tekanan rupiah diperkirakan akan berlanjut hingga perdagangan hari Selasa (13/4) malam, imbasnya di hari Rabu nanti tepatnya setelah AS merilis data inflasi,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Selasa (13/4).

Presiden Komisioner HFX Internasional Sutopo Widodo melihat bahwa walaupun indeks dolar sempat terkoreksi, the greenback masih mendapat dukungan dari kenaikan imbal hasil obligasi. Lalu, dia juga melihat pertumbuhan ekonomi AS yang jauh lebih unggul dibandingkan dengan Eropa maupun Asia, karena adanya dukungan stimulus fiskal.

“Prospek dolar masih akan menguat ke depan. Sentimen utama adalah tingkat inflasi dan paket infrastruktur Biden. Jika diloloskan Senat, maka akan banyak konsumsi dan likuiditas di pasar,” pungkas Sutopo.

Baca Juga: Masih ada potensi pelemahan kurs rupiah pada Rabu (14/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×