Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Yen unjuk gigi terhadap sejumlah mata uang dunia lainnya di akhir pekan lalu. Mata uang Jepang (JPY) ini mendapat amunisi seiring data ekonomi yang dirilis positif.
Mengutip Bloomberg, Jumat (27/6), JPY menguat versus poundsterling sebesar 0,25% menjadi 172,77. Yen juga unggul melawan dollar AS (USD) sebesar 0,30% menjadi 101,42. Lalu, yen terapresiasi 0,04% terhadap euro ke level 138,41.
Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menilai, JPY unggul versus GBP setelah Jepang mengumumkan inflasi Juni secara year on year (yoy) 3,4%. Data ini mendapat respon positif pasar sebab melebihi target pemerintah, yakni 2%.
Di sisi lain, kata Putu, AS merilis defisit neraca transaksi berjalan bulan Mei sebesar US$ 18,5 miliar. Angka ini lebih buruk dibanding ekspektasi, defisit US$ 17,1 miliar. "Performa yen juga diuntungkan seiring koreksi bursa saham global. Investor mengantisipasi dengan mengoleksi mata uang safe haven," ujar dia.
Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures, menyebut, yen juga unggul melawan euro karena faktor inflasi. Inflasi Juni merupakan tertinggi selama 32 tahun. “Inflasi yang melampaui target ini mengurangi urgensi Bank of Japan (BoJ) untuk menambah stimulus moneter,” jelas Nizar.
Apalagi, European Central Bank (ECB) justru menempuh kebijakan pelonggaran stimulus. Selanjutnya, pergerakan EUR/JPY akan dipengaruhi hasil rapat ECB yang dijadwalkan 3 Juli nanti.
Adapun, penguatan JPY versus USD seiring meredupnya dollar AS. Analis PT Philips Futures Indonesia Juni Sutikno menyebut, indeks dollar jatuh ke 80,191. Angka di bawah 82 menunjukkan kinerja buruk. Pamor The Greenback memudar setelah PDB AS kuartal I-2014 minus 2,9%. Angka ini lebih buruk dari proyeksi, yaitu minus 1,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News