kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Industri semen diprediksi lesu, begini prospek Indocement (INTP)


Rabu, 15 April 2020 / 19:10 WIB
Industri semen diprediksi lesu, begini prospek Indocement (INTP)
ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Industri semen tahun ini diprediksi tidak akan semenarik tahun lalu.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri semen tahun ini diprediksi tidak akan semenarik tahun lalu. Hal ini lantaran banyaknya tekanan yang muncul sejak awal tahun, mulai dari bencana banjir di sebagian besar wilayah Indonesia, tingginya persaingan bisnis semen di tengah lesunya permintaan, dan dilanjutkan dengan dampak penyebaran virus corona yang menekan kondisi ekonomi nasional hingga global.

Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin dalam risetnya 24 Maret 2020 merekomendasi buy untuk saham INTP dengan target harga Rp 14.200 per saham. Optimisme akan kinerja INTP didukung oleh kinerja emiten sepanjang 2019 yang positif dan diharapkan berlanjut dengan upaya efisiensi tahun ini.  

Sebagai informasi, tahun lalu emiten semen tersebut membukukan kenaikan laba bersih sebanyak 60,2% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1,84 triliun. Angka tersebut diakui lebih tinggi dari ekspektasi Mirae Asset Sekuritas dan juga angka konsensus.

Baca Juga: Saham Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) masih menarik diliri, asalkan...

Sejalan dengan kenaikan laba tersebut, INTP juga membukukan pertumbuhan pada angka pendapatan sepanjang 2019 sebanyak 4,9% menjadi Rp 15,9 triliun. Mimi menjelaskan, tingginya pertumbuhan bisnis semen tahun lalu juga didukung adanya kenaikan rata-rata harga jual atawa average selling price (ASP).

"Ke depan, permintaan kemungkinan akan terpukul dampak pelambatan ekonomi akibat Covid-19. Kami juga tidak mengharapkan adanya kenaikan signifikan pada ASP tahun ini," ungkap Mimi dalam risetnya.

Meskipun begitu, INTP memiliki neraca keuangan yang cukup kuat di tahun lalu. Untuk itu, ke depan Mimi memperkirakan emiten masih mampu mempertahankan kinerja keuangannya tahun ini, di tengah ancaman volume penjualan yang moderat.

Baca Juga: Penundaan proyek akibat wabah virus corona menggerus bisnis material bangunan

Asal tahu saja, Manajemen INTP telah memangkas proyeksi pertumbuhan angka permintaan semen di 2020 dari semula 3%-4% menjadi hanya 2%. Alasannya karena pertimbangan dampak pandemi Covid-19.

Alhasil, Mimi merevisi proyeksi pertumbuhan pendapatan INTP sepanjang 2020 jadi 1,1% yoy. Sedangkan untuk laba diyakini masih akan meningkat hingga 19,1% menjadi Rp 2,2 triliun. "Kami percaya INTP dapat menghemat lebih banyak biaya dari tarif listrik yang lebih rendah tahun ini," ujarnya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×