Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menjadi pilihan utama BRI Danareksa Sekuritas di sektor saham properti. CTRA unggul dengan kehadiran produk di wilayah yang mudah diakses dibandingkan pesaing lainnya.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Ismail Fakhri Suweleh, menyebutkan, CTRA merupakan pilihan utama di sektor properti karena peringkatnya tertinggi di semua metrik.
CTRA dapat menangkap peluang sektor properti tahun 2025 seiring produknya dalam kisaran Rp 1 miliar – Rp 5 miliar, didominasi produk rumah tapak dan campuran pembayar hipotek jenis pinjaman Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Baca Juga: Ciputra (CTRA) Raih Rekor Marketing Sales, Begini Rekomendasi Sahamnya
Ciputra juga memiliki kehadiran yang kuat di wilayah Jabodetabek dengan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Adanya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) pun terus membantu penjualan CTRA.
Selain itu, strategi peningkatan Return On Equity (ROE) melalui model operasi gabungan/usaha patungan (JO/JV) menjadi keunggulan CTRA.
Strategi ini memanfaatkan ekuitas merek untuk mempercepat pemesanan pendapatan, sambil menunggu siklus pengembangan bank tanah milik langsung (directly-owned).
‘’Pilihan utama kami adalah CTRA karena mendapat skor tinggi di hampir semua aspek dalam menangkap tren pelanggan properti di 2025,’’ ungkap Ismail dalam riset 15 Januari 2025.
Baca Juga: Melihat Prospek Emiten Properti di 2025, Begini Rekomendasi Analis
Ismail menjelaskan, CTRA memiliki karakteristik utama sebagai pengembang properti unggulan dibandingkan para pesaingnya. Sebab, permintaan pembeli properti akan sangat bergantung pada nilai jual produk misalnya keterjangkauan seperti lokasi dan akses transportasi.
Turunnya suku bunga hipotek sejalan dengan suku bunga dipangkas tentunya bisa memberikan akses pembelian properti yang lebih luas bagi calon pembeli di Indonesia. Namun masalah keterjangkauan tetap menjadi pertimbangan utama pembeli terutama di daerah perkotaan.
‘’CTRA dapat memenangkan persaingan di masa mendatang karena memiliki produk-produk properti yang lebih mudah diakses di wilayah Jakarta Raya dengan portofolio produk yang relatif terdiversifikasi dengan baik,’’ sebut Ismail.
Ismail menuturkan, peluang untuk mencapai gaya hidup dan pendapatan rumah tangga yang lebih baik telah menopang tren urbanisasi ke arah Jakarta selama beberapa dekade, dan tren ini terus berlanjut di kalangan pemuda dan lulusan Indonesia. Jakarta tetap menjadi pusat bisnis, bahkan setelah transisi ibukota.
Baca Juga: Investor Asing Banyak Melego Saham-Saham Ini Saat IHSG Melesat, Rabu (15/1)
Fenomena tersebut telah mendorong kepemilikan rumah di pinggiran kota Jakarta, didukung oleh transportasi umum (KRL, MRT, LRT) dan konektivitas jalan tol. Adapun CTRA memiliki portofolio produk yang bersaing salah satunya CitraRaya Tangerang.
Ciputra Development juga mencatatkan kinerja gemilang di tahun 2024, dengan penjualan pemasaran (marketing sales) mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Berdasarkan laporan terbaru, CTRA mengantongi marketing sales sebesar Rp 11,02 triliun pada 2024.
Realisasi itu lebih tinggi 8% yoy daripada capaian CTRA tahun sebelumnya yang sebesar Rp 10,2 triliun. Selain mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, raihan marketing sales CTRA sudah sejalan dengan target sebesar Rp 11,1 triliun untuk 2024.
Di samping itu, Ismail mengatakan bahwa CTRA adalah satu-satunya pengembang properti yang secara konsisten membagikan dividen, bahkan selama pandemi. Ini tidak terlepas dari kemampuan CTRA memonetisasi aset yang menjadi pembeda utama di antara saham properti lainnya.
Secara keseluruhan, BRI Danareksa Sekuritas meyakini permintaan properti Indonesia dilihat dari perspektif suku bunga hipotek dan perkembangan pencairan, akan tetap stabil secara agregat pada tahun 2025.
Baca Juga: Asing Net Sell, Cermati Saham-Saham yang Banyak Dijual di Akhir Pekan
Program pembebasan PPN, penghapusan Bea Pemindahan Aset (BPHTB), dan penyederhanaan persetujuan pembangunan gedung (PBG) akan terus membantu sektor properti sepanjang tahun anggaran 2025, baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran.
Sementara itu, Ismail mengatakan, risiko negatif yang perlu diantisipasi adalah sikap agresif bank sentral global. Suku bunga tinggi dapat menekan kinerja emiten properti seperti CTRA karena persepsi sektor tersebut sensitif terhadap suku bunga.
Ismail merekomendasikan Buy untuk CTRA dengan target harga sebesar Rp 1.700 per saham.
Selanjutnya: ParagonCorp dan Transjakarta Targetkan Kota Jakarta Sebagai Top Gobal City 2040
Menarik Dibaca: 6 Manfaat Physical Sunscreen untuk Kulit, Lebih Aman untuk Kulit Sensitif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News