Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Realisasi itu lebih tinggi 8% yoy daripada capaian CTRA tahun sebelumnya yang sebesar Rp 10,2 triliun. Selain mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, raihan marketing sales CTRA sudah sejalan dengan target sebesar Rp 11,1 triliun untuk 2024.
Di samping itu, Ismail mengatakan bahwa CTRA adalah satu-satunya pengembang properti yang secara konsisten membagikan dividen, bahkan selama pandemi. Ini tidak terlepas dari kemampuan CTRA memonetisasi aset yang menjadi pembeda utama di antara saham properti lainnya.
Secara keseluruhan, BRI Danareksa Sekuritas meyakini permintaan properti Indonesia dilihat dari perspektif suku bunga hipotek dan perkembangan pencairan, akan tetap stabil secara agregat pada tahun 2025.
Baca Juga: Asing Net Sell, Cermati Saham-Saham yang Banyak Dijual di Akhir Pekan
Program pembebasan PPN, penghapusan Bea Pemindahan Aset (BPHTB), dan penyederhanaan persetujuan pembangunan gedung (PBG) akan terus membantu sektor properti sepanjang tahun anggaran 2025, baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran.
Sementara itu, Ismail mengatakan, risiko negatif yang perlu diantisipasi adalah sikap agresif bank sentral global. Suku bunga tinggi dapat menekan kinerja emiten properti seperti CTRA karena persepsi sektor tersebut sensitif terhadap suku bunga.
Ismail merekomendasikan Buy untuk CTRA dengan target harga sebesar Rp 1.700 per saham.
Selanjutnya: ParagonCorp dan Transjakarta Targetkan Kota Jakarta Sebagai Top Gobal City 2040
Menarik Dibaca: 6 Manfaat Physical Sunscreen untuk Kulit, Lebih Aman untuk Kulit Sensitif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News