kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Kripto Indonesia Diyakini Bisa Bertahan dari Badai Tekanan Pasar Global


Kamis, 07 Juli 2022 / 18:05 WIB
Industri Kripto Indonesia Diyakini Bisa Bertahan dari Badai Tekanan Pasar Global
Ketua ICCA Rob Rafael Kardinal dan Ketua Aspakrindo Teguh K Harmanda dalam diskusi Blockchain Edufest 2022, Kamis (7/7).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jatuhnya harga aset kripto dalam tren bearish berkepanjangan telah membuat berbagai platform aset kripto berguguran. Beberapa di antaranya adalah Three Arrow Capital, Celcius Network, Babel Finance, Vauld, hingga teranyar Voyager telah mengajukan perlindungan kebangkrutan.

Praktis, hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa hal serupa juga bisa terjadi di platform kripto di Indonesia. Namun, CEO Triv Gabriel Rey meyakini platform exchange kripto di Indonesia punya posisi yang kuat dibandingkan beberapa platform serupa di luar negeri. 

Ia bilang, di Indonesia, pendirian exchange diregulasi dengan ketat sebagai langkah untuk meminimalisir kemungkinan bangkrut waktu-waktu. Salah satunya adalah adanya modal minimal yang disetor sebesar Rp 50 miliar sehingga membuat exchange lebih siap dan stabil menghadapi kondisi bear market sekalipun. Sementara di luar negeri, terkadang jauh lebih longgar dari sisi persyaratan.

“Selain itu, di Indonesia jika ingin menutup exchange, ada berbagai persyaratan yang harus mendapat persetujuan Bappebti, jadi exchange kripto di Indonesia tidak akan collapse layaknya beberapa kejadian di luar baru-baru ini,” jelas Gabriel kepada Kontan.co.id, Kamis (7/7).

Baca Juga: Potensi Besar, Industri Kripto Indonesia Diyakini Bakal Kembali Menggeliat

Tapi, ia menyebut kondisi bearish saat ini telah memukul volume transaksi. Di Triv misalnya, ia bilang saat ini aktivitas trading telah mengalami penurunan hingga 20% seiring dengan turunnya harga beragam aset kripto.

Tapi, menurutnya, hal tersebut wajar terjadi karena di seluruh kelas aset investasi, setiap market berada dalam tren pelemahan, volume transaksi pun ikut turun.

Justru, ia mengaku cukup terkejut dengan industri kripto yang saat ini sudah jauh lebih mature dibanding fase bearish pada 2017 silam. Salah satu indikatornya adalah jatuhnya pengguna aktif yang lebih signifikan.

Artinya hal tersebut memperlihatkan bahwa investor sudah jauh lebih teredukasi dan punya pandangan investasi kripto merupakan jangka panjang.  

Oleh karena itu, ia optimistis industri kripto Indonesia ke depan masih akan tetap terus tumbuh. Hanya saja, yang perlu diwaspadai adalah potensi terjadinya pengaturan berlebih dari lembaga otoritas. Ia mencontohkan dari sisi pemberlakuan pajak di mana PPh final aset kripto mencapai 0,21%. 

Baca Juga: ICCA Hadirkan Blockchain Edufest 2022, Ajang Berkumpulnya Pelaku Industri Kripto

Gabriel menyebut angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan peers sehingga membuat posisi exchange lokal rentan karena berpotensi kalah kompetitif dengan exchange global. Dari sisi investor, pajak yang lebih tinggi bisa saja membuat mereka memilih transaksi di exchange luar sehingga membuat dana justru keluar dari Indonesia.

“Hal-hal seperti ini harus diperhatikan, jangan sampai regulasi-regulasi baru yang disiapkan ke depan justru yang menjadi penghambat,” imbuh Gabriel.




TERBARU

[X]
×