Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - SOLO. Perusahaan telekomunikasi, PT Indosat Tbk membidik memasang 18.000 Base Transceiver Station (BTS) di 4.200 menara hingga akhir tahun 2019. Adapun berdasarkan pemaparan yang disampaikan, per kuartal III target yang sudah dikantongi sebanyak 12.267 BTS.
"Kita akan menyelesaikan semuanya di 15 Desember," kata Director & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo Vikram Sinha di Solo, Rabu (11/12). Asal tahu saja, per kuartal III 2019, Indosat memiliki total BTS 95.190 BTS.
Baca Juga: Terpopuler: Proyek Erick Thohir di Garuda, empat fakta di balik penjualan aset WSKT
Asal tahu saja, pertumbuhan ini seiring dengan jumlah pelanggan yang juga meningkat per kuartal III 2019. Adapun jumlah subscriber based meningkat menjadi 59 Mn di kuartal III 2019.
Padahal, pada kuartal II 2019 subscirber based Indosat berjumlah 53 Mn saja. Berdasar data yang dihimpun Kontan.co.id, tahun ini Indosat berencana ingin menjangkau hingga 90% dari total populasi.
Adapun Indosat mengalokasikan dana sebesar Rp 10,7 triliun sepanjang 2019, jumlah ini telah terserap kurang lebih Rp 8,7 triliun hingga kuartal III 2019. Asal tahu saja, dana ini mencuil dari alokasi belanja modal Indosat yang sudah direncanakan dari tahun 2019 hingga 2020 yang berjumlah US$ 2 miliar.
Baca Juga: Sasar segmen low end, Indosat dan Advan berkolaborasi luncurkan produk baru
Selama tiga tahun Indosat berencana mengembangkan bisnisnya baik secara Bisnis to Bisnis (B2B) maupun Bisnis to Consumer (B2C). Diantaranya, membangun jaringan video seluler yang kompetitif, mengakselerasi kapabilitas digital untuk pertumbuhan ke depan, melakukan efisiensi, serta meng-cover secara menyeluruh di regional-regional.
Terkait efisiensi, dalam pengembangan BTS 4G, Indosat tidak fokus pada persaingan dan membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak lain. Kedua langkah tersebut ditempuh sebab, BTS rencananya akan terintegrasi dengan jaringan fiber optik, yang mana pembangunan jaringan ini akan menelan biaya yang besar.
Sekadar informasi, per September 2019 perusahaan telah melakukan efisiensi dalam keuangannya. Hingga kuartal III 2019, kerugian bersih mampu ditekan hingga Rp 284,59 miliar, membaik dari kuartal yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,25 triliun.
Baca Juga: Industri telekomunikasi harus bisa mengalap berkah dari teknologi 5G
Perbaikan kerugian ini juga didorong oleh peningkatan pada sisi pendapatan seluler yang meningkat Rp 15,08 triliun dari sebelumnya Rp 13,17 triliun. Adapun per kuartal III perusahaan mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga 12,47% yoy menjadi Rp 18, 85 triliun. Sebelumnya, pendapatan perusahaan hanya tercatat Rp 16,76 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News