Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) menilai rencana pemerintah untuk membangun 13 kawasan industri baru di luar Jawa cukup bagus. Namun menurut Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD Archied Noto Pradono, perseroan belum memiliki mimpi untuk ekspansi ke luar pulau Jawa.
Saat ini DILD masih akan fokus mengembangkan kawasan industri di Ngoro Industria Park (NIP) yang ada di Mojokerto. Luas NIP mencapai 500 ha.
Selain itu, DILD juga berencana memperluas bisnis kawasan industri di wilayah Jawa Timur tepatnya di Jombang dan Demak. Saat ini, perseroan masih dalam proses melakukan pembebasan lahan.
Pengembang kawasan industri lainnya, PT Modernland Realty Tbk (MDLN) juga mengaku akan terus melakukan ekspansi di kawasan industri. Namun, perseroan masih fokus di Jakarta dan Cikande, Banten.
Saat ini MDLN masih memiliki land bank atau lahan cadangan seluas 1280 Ha. Sekiatar 370 Ha berada di Cikande Serang Banten, sisanya di Jakarta. Cuncun bilang, MDLN akan terus berusaha menambah land bank dan perseroan masih akan menfokuskan diri di Jakarta dan Cikande.
Tak tanggung-tangung, MDLN menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) Rp 1,3 triliun tahun ini. Sebagian besar dana akan digunakan untuk akuisisi lahan atau sekitar Rp 975 miliar dan sisanya pengembangan lima sampai enam kluster baru di kawasan Jakarta Garden City (JGC).
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menilai rencana pemerintah menambah kawasan industri baru akan membuat prospek emiten pengembang kawasan industri kian cerah. “Dampaknya tanah industri akan semakin mahal dan menambah pendapatan perseroan,’ kata dia.
Hans menambahkan pengembangan kawasan industri baru akan menciptakan kota-kota baru. Dengan adanya kawasan indutri, karyawan-karyawan tentu membutuhkan tempat tinggal sehingga bisa memberi dampak positif juga bagi sektor properti.
Meski kawasan industri baru yang disasar pemerintah sebagian besar di luar pulau jawa, Hans melihat prospeknya masih cukup cerah. Pasalnya, pemerintah pasti akan memberi kemudahan dengan membangun infrastruktur logistik. “Selama ini kan yang mahal biaya logistic, kalau pemerintah bangun itu prospek akan bagus,” jelasnya.
Menurut Hans, pembangunan kawasan industri baru yang cukup menjanjikan itu di Indonesia bagian Timur. Sebab, selama ini produk-produk industri di wilayah Timur didatangkan dari Jawa sehingga harganya mahal.
Untuk saham emiten pengembang kawasan industri, Hans merekomendasikan MDLN dengan target 600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News