Reporter: Adi Wikanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
LOMBOK. Potensi bisnis mutiara di Indonesia sangat besar. Dengan potensi itu, pemerintah berharap bisa menciptakan indeks harga mutiara yang bisa menjadi pedoman dalam perdagangan di pasar domestik maupun global.
Untuk mencapai target itu, pemerintah sudah mendirikan pusat pameran dan penjualan mutiara yakni Rumah Mutiara Indonesia (RMI) di Lombok. Tahap awal, RMI hanya menjadi tempat penjualan mutiara. Selanjutnya, pemerintah akan menggunakan tempat itu sebagai tempat pelelangan mutiara.
Bupati Lombok Tengah Suhaili FT bilang, pelelangan mutiara akan berlangsung secara periodik. Mereka akan mengundang pengusaha mutiara lokal dan luar negeri untukĀ mengikuti pelelangan itu. "Lelang akan berlangsung setahun 3-4 kali," ujar Suhaili, saat peresmian RMI, Rabu (19/2).
Setelah pelelangan berjalan lancar, diharapkan bisa menghasilkan data harga mutiara. Dengan data itu, akan tersusun indeks harga mutiara. "Indeks harga mutiara akan memudahkan pemantauan dan pengembangan industri mutiara di Indonesia," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo di tempat yang sama.
Menurut Syarif, pembentukan indeks harga mutiara sangat penting. Mengingat, mutiara merupakan komoditas unggulan. Perdagangan komoditas ini di pasar internasional juga bernilai besar. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendata total perdagangan mutiara di pasar global mencapai US$ 1,42 miliar tahun 2012, turun tipis dari tahun 2011 US$ 1,52 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News