Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Indonesia Infrastructure Finance Tbk (IIF) menyatakan punya kinerja positif sepanjang tahun 2023, ini terlihat dari pendapatan perusahaan yang tampak melonjak. Pada tahun ini, IIF optimistis mampu melanjutkan pertumbuhan.
Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah menyebutkan laba perusahaan sepanjang tahun 2023 tumbuh double digit, selain itu pendapatan usaha juga terpantau meningkat.
“Laba bersih kita tumbuh 23% dibandingkan tahun lalu,” ujarnya saat ditemui di Hotel St. Regis Jakarta, Senin (29/1).
Reynaldi menjelaskan, adapun penopang pertumbuhan kinerja perusahaan di tahun 2023 disokong oleh pembiayaan infrastruktur lewat tiga sektor di antaranya renewable energy, telekomunikasi dan jalan tol.
Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Jadi Penjamin Emisi Obligasi IIF Rp 500 Miliar
“Tahun ini mungkin komposisinya seperti itu juga dan kita mungkin mencoba bisa mendapatkan pertumbuhan double digit juga,” jelasnya.
Reynaldi mengungkapkan, di usia perusahaan yang tepat memasuki 14 tahun ini pihaknya melihat pembangunan infrastruktur perlu kompleksitas yang tinggi.
“Kompleksitas yang tinggi khususnya bagi kami untuk menyiarkan konsep ESG. Tapi itu bukan kesulitan, tetapi tantangan yang akan selalu kita usaha, kita siapkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Pelaksana dan Chief Financial Officer IIF Rizki Pribadi Hasan mengatakan pendapatan perusahaan mencapai lebih dari Rp 1,3 triliun di tahun 2023 atau tumbuh sekitar 10% - 15% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Siap Tebar Dividen Interim dan Cermati Rekomendasi Analis
“Kalau laba pertumbuhannya double digit (pencapaian) sesuai rencana di tahun 2023, memang ada yang di atas target tapi ada juga target yang gak sesuai, tapi overall kita berada di atas target,” katanya di lokasi yang sama.
Rizki menuturkan, pendapatan IIF ini disokong dari pendapatan bunga dan pendapatan non bunga. Menurutnya, pendapatan bunga masih menjadi corong penghasilan perusahaan namun tak dipungkiri bahwa pendapatan non bunga juga tumbuh.
“Porsi terbesar memang dari pendapatan bunga, tetapi yang paling membanggakan kita berhasil meningkatkan pendapatan non bunga melebihi dari target kita,” tuturnya.
Di sisi lain, lanjut Rizki, penyaluran pembiayaan IIF masih meningkat meskipun di tahun 2023 terpengaruh kondisi suku bunga yang tinggi.
“Meskipun kondisi suku bunga tinggi yang biasanya menghambat investasi aset, tetapi secara umum tumbuh, rata-rata tumbuhnya sekitar 2%-3%,” imbuhnya.
Rizki bilang, selain tiga sektor infrastruktur yang menopang pembiayaan di tahun 2023, ada satu sektor lagi yang menjadi perhatian perusahaan yakni sektor infrastruktur sosial seperti rumah sakit. Di tahun ini, pihaknya juga telah menyasar sektor lainnya.
“Di semester II-2023 kita tambah pembiayaan ke rumah sakit. (2024) Kita menyasar semua sektor mungkin salah satunya ingin mengedepankan infrastruktur untuk ketahanan pangan. Ketahanan pangan itu bisa ke jalan atau food storage, logistik dan sebagainya. Jadi artinya, ketahanan pangan itu sangat sangat luas kita akan masuk ke sektor ini,” terangnya.
Rizki optimitiss, di tahun ini pihaknya berharap penyaluran pembiayaan bakal meningkat, hal ini didukung dari potensi penurunan suku bunga yang diproyeksikan terjadi pada semester II-2024.
Baca Juga: Obligasi III 2023 Adhi Commuter Properti (ADCP) Oversubscribed 3,5 Kali
“Mungkin ini (penurunan suku bunga) menjadi bantuan untuk kita supaya bisa meningkatkan (penyaluran) lebih. Harapan kita di 2024 (penyaluran pembiayaan) tumbuhnya sekitar 10%. Kita selalu berusaha tumbuh dua digit baik itu dari sisi pendapatan, laba maupun pembiayaan.” kata dia.
Lebih lanjut, Rizki menambahkan, tingkat rasio kredit macet alias non performing financing IIF masih dalam level yang terjaga dan di bawah ketentuan regulator. Dia bilang, penyumbang NPF ini berasal dari dua akun yaitu terkait pembiayaan infrastruktur fasilitas air dan infrastruktur untuk gas.
“Tapi Insya Allah dua account ini akan selesai di tahun 2024. Tahun ini kita ingin mempercepat penanganan NPL kita ingin itu turun,” tandasnya.
Berdasarkan laporan keuangan, total aset IIF tercatat turun 8,61% year to date (Ytd) menjadi Rp 15,07 triliun per Juni 2023, dibandingkan Desember 2022 yang sebesar Rp 16,49 triliun.
Liabilitas IIF juga tampak mengalami penurunan sebesar 10,01% Ytd menjadi Rp 12,77 triliun di Juni 2023, dibandingkan Desember 2022 Rp 14,19 triliun.
Ekuitas IIF tampak stabil di mana Juni 2023 berada di angka Rp 2,3 triliun, stabil dengan perolehan Desember 2022 yang juga sebesar Rp 2,3 triliun.
Baca Juga: Divestasi Sebagian Saham META, Begini Kata Manajemen Indonesia Infrastructure Finance
Adapun pendapatan usaha IIF mengalami pertumbuhan sebesar 27,37% year on year (yoy) menjadi Rp 645,86 miliar di Juni 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 507,08 miliar.
Pendapatan usaha tersebut disokong oleh pos pendapatan bunga yang meningkat 26,42% yoy menjadi Rp 611,88 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 483,99 miliar.
Meski demikian beban usaha perusahaan juga tampak meningkat sebesar 25,56% yoy menjadi Rp 592,46 miliar di Juni 2023, dibandingkan Juni 2022 yang sebesar Rp 471,85 miliar.
Beban usaha ini meningkat akibat naiknya beban bunga yang sebesar 36,48% yoy menjadi Rp 426,12 miliar di Juni 2023, dibandingkan Juni 2022 sebesar Rp 312,20 miliar.
Baca Juga: Obligasi III 2023 Adhi Commuter Properti (ADCP) Oversubscribed 3,5 Kali
Lebih lanjut, laba tahun berjalan IIF tampak meningkat sebesar 30,49% yoy menjadi Rp 35,39 miliar di Juni 2023, dibandingkan Juni 2022 sebesar Rp 27,12 miliar.
Sementara itu, rasio NPF Gross IIF terpantau berada di level 4,1% di Juni 2023 sementara NPF Net berada di level 2,91%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News