kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) raih fasilitas pinjaman sindikasi US$ 2,05 miliar


Kamis, 20 Agustus 2020 / 22:30 WIB
Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) raih fasilitas pinjaman sindikasi US$ 2,05 miliar
ILUSTRASI. Aneka rasa Indomie terbaru


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menyatakan telah meneken perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi hingga US$ 2,05 miliar. Pinjaman sebesar itu memiliki jangka waktu lima tahun serta tanpa jaminan.  

Merujuk keterangan resmi  ICBP (19/8), perjanjian pinjaman sindikasi tersebut dilakukan pada 18 Agustus 2020 lalu. Komitmen sindikasi pinjaman tersebut, kata ICBP i akan digunakan untuk membiayai akuisisi Pinehill Company Ltd senilai US$ 2,99 miliar

Adapun bertindak sebagai mandated lead arrangers and bookrunners antara lain Bank of China (Hong Kong) Ltd, BNP Paribas, Mizuho Bank Ltd cabang Singapura, Natixis cabang Hong Kong, OCBC Ltd, dan Sumitomo Mitsui Banking Corp. cabang Singapura. 

Dalam surat  ICBP ke Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia, Rabu (19/8),  Sekretaris Perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur Gideon A Putro mengatakan, dengan ditandatanganinya perjanjian fasilitas pinjaman tersebut dan telah terpenuhinya seluruh syarat penarikan fasilitas, “Maka seluruh persyaratan rencana transaksi akuisisi telah terpenuhi, sehingga perseroan dapat menyelesaikan transaksi pada akhir Agustus 2020,” jelas Gideon, (19/8). 

Jika merujuk keterangan perusahaan sebelum ya, selain dari pinjaman sindikasi, sumber pembiayaan akusisi Pinehill Company juga dari kas internal Indofood CBP (ICBP) sebanyak US$ 300 juta dan liabilitas jangka panjang lainnya sebesar US$ 650 juta. 

Pinehill Corpora tercatat  memiliki 51% saham Pinehill Group, sedangkan sisanya dimiliki Steele Lake. Alhasil, Pinehill Corpora dan Steele Lake masing-masing berpotensi mendapatkan pembayaran sebesar US$ 1,19 miliar dan US$ 1,46 miliar.  Adapun, 49% saham Pinehill Corpora secara tidak langsung dikendalikan oleh Anthoni Salim. 

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham,  Indofood CBP telah meraih persetujuan pemegang saham perihal rencana akuisisi Pinehill Company pada 3 Agustus 2020. Persetujuan ini menggenapi persetujuan dari pemegang saham independen First Pacific Company Ltd, pengendali PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang diraih pada 17 Juli 2020. 

Akuisisi Pinehill Company merupakan target Grup Salim meningkatkan posisi pasar Indofood CBP (ICBP) di delapan negara lokasi beroperasinya Pinehill Company. Aksi akuisisi ini diperkirakan akan mendorong pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan hingga sekitar 20% per tahun. 

Berdasarkan penilaian KJPP Rengganis, Hamid, dan Rekan, nilai pasar wajar Pinehill Company berdasarkan perhitungan adjusted value book sebesar US$ 2,86 miliar.  Ini artinya, akuisisi ini 4,7% lebih tinggi dari nilai pasar wajar. Hanya, transaksi ini juga dinilai wajar lantaran masih dalam deviasi maksimum 7,5% dari nilai pasar wajar Pinehill Company.

Hingga semester I 2020, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk(ICBP) ini meraih laba bersih sebesar Rp 3,37, melesat 31,12% dari Rp 2,57 triliun pada semester 1 2019.
Pertumbuhan laba bersih ini sejalan dengan penjualan ICBP yang tercatat sebesar Rp 23,05 triliun,  tumbuh 4,15% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 22,13 triliun. 

Perinciannya, penjualan dari pihak ketiga menyumbang senilai Rp 5,40 triliun dan pendapatan dari pihak berelasi memberikan kontribusi penjualan Rp 17,64 triliun.

Pada saat bersamaan, beban pokok penjualanICBP meningkat 0,61% menjadi Rp 14,71 triliun dari sebelumnya Rp 14,62 triliun pada semester I-2019. Alhasil, Indofood CBP Sukses Makmur mencetak laba kotor sebesar Rp 8,33 triliun pada paruh pertama 2020. Nilai ini 10,91% lebih tinggi ketimbang laba bruto Rp 7,51 triliun pada semester I 2019.

Adapun, beban umum dan administrasi juga naik 11,40% menjadi Rp 1,27 triliun, ketimbang beban umum dan administrasi pada semester 1 2019 senilai Rp 1,14 triliun. Beban pajak juga tumbuh menjadi Rp 1,16 triliun dari sebelumnya hanya Rp 1,09 triliun pada semester 1 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×