kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.122.000   32.000   1,53%
  • USD/IDR 16.630   72,00   0,43%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

Indofarma (INAF) Jalani Restrukturisasi Bisnis, Kinerja Masih Tertekan


Minggu, 21 September 2025 / 18:45 WIB
Indofarma (INAF) Jalani Restrukturisasi Bisnis, Kinerja Masih Tertekan
ILUSTRASI. Obat Oseltamivir dan Ivermectin produksi Indofarma (INAF). PT Indofarma Tbk (INAF) tengah menjalani restrukturisasi keuangan dan bisnis setelah mendapat homologasi dari pengadilan dalam proses PKPU.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID  JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) tengah menjalani restrukturisasi keuangan dan bisnis setelah mendapat homologasi dari pengadilan dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada 15 Agustus 2024.

Direktur Utama Indofarma, Sahat Sihombing, menjelaskan restrukturisasi difokuskan pada dua hal utama.

Pertama, penyelesaian kewajiban pasca PKPU untuk menyehatkan arus kas dan neraca keuangan.

Kedua, reorientasi bisnis agar perusahaan lebih efisien dan mampu bersaing di industri farmasi yang semakin ketat.

Baca Juga: Indofarma (INAF) Genjot Efisiensi dan Restrukturisasi untuk Pulihkan Kinerja

“Pelaksanaan kewajiban hukum pasca homologasi memang tidak mudah, tetapi Indofarma berkomitmen penuh untuk menjalankannya,” ujar Sahat dalam keterangan resmi, Kamis (18/9/2025).

Sebagai bagian dari langkah restrukturisasi, Indofarma mendapat fasilitas pinjaman Rp220,17 miliar dari pemegang saham mayoritas, PT Bio Farma (Persero). Dana ini digunakan untuk menopang likuiditas operasional sekaligus memperkuat struktur keuangan.

Manajemen menilai dukungan Bio Farma penting untuk menjaga kepercayaan investor, mitra bisnis, dan karyawan.

 

“Dengan efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas, kami optimistis dapat memperbaiki kinerja keuangan sekaligus menjaga keberlangsungan usaha,” tambah Sahat.

Meski demikian, kinerja Indofarma masih tertekan. Pada semester I 2025, perusahaan membukukan rugi Rp43,55 miliar.

Baca Juga: Indofarma (INAF) Mengikis 57,27% Kerugian pada Semester I 2025

Angka ini memang turun 57,27% dibanding kerugian setahun sebelumnya sebesar Rp101,93 miliar. Namun, penjualan tercatat masih merosot 38,90% secara tahunan, dari Rp109,71 miliar menjadi Rp67,02 miliar.

Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, menilai restrukturisasi ini bukan solusi instan untuk mengubah profitabilitas Indofarma.

Menurutnya, aksi korporasi ini lebih berfungsi sebagai “buying time” agar operasional tetap berjalan.

“Prospek restrukturisasi bisa membuka jalan menuju efisiensi, pengurangan beban, dan reposisi model bisnis. Tapi hasil nyata butuh waktu dan sangat bergantung pada strategi ke depan,” jelas Wafi kepada *Kontan*, Jumat (19/9/2025).

Baca Juga: Gelar RUPST, Indofarma (INAF) Ganti Jajaran Komisaris dan Direksi

Ia menekankan, INAF harus fokus pada bisnis inti, apakah itu obat generik, distribusi farmasi, atau sinergi dengan Bio Farma Group. “Kalau hanya sekadar bertahan tanpa strategi diversifikasi yang kuat, risiko merugi tetap tinggi,” ujarnya.

Mengenai peluang saham INAF kembali diperdagangkan, Wafi menilai hal itu mungkin terjadi jika restrukturisasi berjalan sesuai rencana dan laporan keuangan memenuhi standar keterbukaan informasi.

Namun, ia mengingatkan bahwa investor tetap harus sadar risiko tinggi mengingat kondisi fundamental perusahaan belum stabil.
 

Selanjutnya: POJK UMKM Jadi Tantangan Baru Multifinance, Ini Kata Pengamat

Menarik Dibaca: 5 Tanaman Pembawa Sial yang Harus Disingkirkan dari Rumah, Ada Mawar!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×