kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indocement (INTP) Harap BLU Batubara Segera Terealisasi


Senin, 21 November 2022 / 15:30 WIB
Indocement (INTP) Harap BLU Batubara Segera Terealisasi
ILUSTRASI. Fasilitas produksi semen PT?Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Antonius Marcos berharap, rencana Pemerintah untuk melaksanakan mekanisme badan layanan umum (BLU) akan segera terwujud, dengan memasukkan industri semen di dalam mekanisme BLU ini.

Selain itu, dia berharap pelaksanaan BLU ini dapat berjalan secara transparan dan adil bagi semua pemain semen, sehingga industri semen di Indonesia tetap dapat bertumbuh. Menurut Marcos, kehadiran BLU batubara ini bisa menjadi angin segar bagi industri semen, karena harga komoditas energi akan selalu menjadi salah satu biaya utama di dalam memproduksi semen.

Produsen semen merk Tiga Roda ini menghadapi biaya energi yang tinggi  disebabkan tingginya harga batubara, dimana porsi biaya energi mencapai kurang lebih 50% dari total biaya produksi. Namun pada kuartal ketiga 2022, Indocement berhasil menurunkan biaya energi sebesar 7,0% dari kuartal sebelumnya.

Pada sembilan bulan pertama 2022, beban pokok pendapatan INTP meningkat 17% dari Rp 7,01 triliun menjadi Rp 8,21 triliun akibat kenaikan biaya energi, terutama dari harga batubara. Kenaikan beban ini turut mengurangi margin laba bruto menjadi 29,5% dari sebelumnya 33,9%.

Baca Juga: Kuartal III 2022, Laba Catur Sentosa (CSAP) Melesat 22,26%

INTP juga mencatatkan peningkatan beban usaha sebesar 3,0% dari menjadi Rp 2,38 triliun, yang disebabkan oleh kenaikan biaya transportasi dan penyusutan dari penyewaan aset-aset mencakup penambahan sewa pada tahun 2022.

Di sisi lain, INTP mengalami penurunan pendapatan operasi lain-Neto sebesar 19,2% menjadi Rp111,4 miliar, disebabkan oleh penurunan dari keuntungan penjualan material sisa (scrap).

INTP mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,66 triliun sepanjang periode sembilan bulan pertama 2022. Realisasi ini naik 9,85% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,60 triliun

Kenaikan harga jual yang terjadi tiga kali tahun ini, yakni pada bulan Maret, Juni, dan September-Oktober 2022, telah mendorong kenaikan pendapatan neto INTP.

Hanya saja, seiring kenaikan sejumlah beban, kinerja bottomline INTP mengalami penurunan. Laba bersih INTP terkoreksi 21,63% menjadi Rp 946,85 miliar per kuartal ketiga 2022 dari sebelumnya Rp 1,20 triliun  per kuartal ketiga 2021.

Dari sisi kinerja operasional, INTP membukukan volume penjualan domestik (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 12,4 juta ton sepanjang periode sembilan bulan pertama 2022. Realisasi ini menurun 294.000 ton atau 2,3% dari volume penjualan di periode yang sama tahun lalu.

Adapun volume penjualan semen domestik (tanpa klinker) tercatat sebesar 11,5 juta ton, turun 432.000 ton atau 3,6% secara tahunan, dengan pangsa pasar alias market share domestik INTP sebesar 24,8%.

Penjualan ekspor tercatat menurun 17,5% dari semula 333.000 ton menjadi 275.000 ton per kuartal ketiga 2022.

Tahun depan,Marcos memperkirakan penjualan semen domestik akan tumbuh sekitar 1% sampai 2%. Proyeksi ini cukup konservatif dibanding proyeksi penjualan tahun ini yang diperkirakan tumbuh 2% sampai 4%. Proyeksi moderat ini seiring dengan prediksi akan terjadinya resesi global, yang berdampak kepada perekonomian Indonesia. Ditambah, Indonesia akan memasuki tahun politik

Dibayangi Musim hujan dan suku bunga

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Daniel A. Widjaja menilai, penjualan semen kemungkinan akan terus tertekan hingga kuartal pertama 2023. Tingginya curah hujan berdampak negatif terhadap kedua pemain semen terbesar di Indonesia per Oktober 2022.

Daniel melihat, potensi curah hujan tinggi akan terus berlanjut hingga kuartal pertama 2023. Sentimen ini ditambah dengan kenaikan suku bunga global dan Indonesia, yang akan menekan daya beli masyarakat. Pada akhirnya, kondisi ini akan berdampak negatif pada penjualan semen selama beberapa waktu ke depan, terutama untuk segmen semen kantong.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Mengerek Jumlah Pelanggan Video, Anak Usaha Surya Citra Media (SCMA)

Sementara itu, penjualan semen curah masih berpotensi tumbuh tipis, didukung oleh mulai pulihnya aktivitas pembangunan infrastruktur.

Catatan Daniel, penjualan semen nasional mengalami pelemahan 16,5% secara year-on-year (YoY) menjadi 5.5 juta ton pada bulan Oktober. Jika diakumulasikan, penjualan semen selama sepuluh bulan pertama 2022 menurun 3% yoy menjadi 51,9 juta ton

Menurut Daniel, penurunan volume penjualan tersebut disebabkan oleh tingginya curah hujan selama bulan Oktober, terutama di pulau Jawa. Hal ini tercermin dari penjualan di pulau Jawa yang mencatatkan penurunan terbesar bila dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Penurunan  penjualan di Jawa mencapai 21,5% YoY, sedangkan  penurunan  penjualan di luar Jawa hanya 10,5% YoY.

Dari jenis semen yang beredar, segmen semen kantong mencatatkan penurunan penjualan terbesar pada bulan Oktober, yang menurun hingga 22,6% YoY menjadi 3,8 juta ton. Sedangkan penjualan semen curah masih tumbuh tipis 2,5% YoY menjadi 1,6 juta ton.

“Kami melihat bahwa penurunan penjualan semen kantong, yang mayoritas digunakan oleh sektor properti dan ritel, disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat di tengah kenaikan suku bunga Bank Indonesia,” kata Daniel.

Namun, Daniel masih meyakini adanya potensi membaiknya permintaan semen di 2023, dengan proyeksi pertumbuhan 2% sampai 3% YoY. Di sisi lain, Daniel meyakini adanya penurunan biaya energi akan berdampak positif bagi sektor semen. Namun, kondisi kelebihan pasokan saat ini akan menyulitkan produsen semen untuk menaikkan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP).

Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Samuel Sekuritas mempertahankan rating netral untuk sektor semen, dengan rekomendasi sell saham INTP dengan target harga Rp 9.380. Sementara itu, Daniel menyematkan rekomendasi buy saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan target harga Rp 9.200. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×