kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,96   -11,56   -1.24%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indo Tambangraya Megah (ITMG) menyerap belanja modal hingga US$ 4,8 juta


Selasa, 07 September 2021 / 18:40 WIB
Indo Tambangraya Megah (ITMG) menyerap belanja modal hingga US$ 4,8 juta
ILUSTRASI. Sepanjang tahun 2021, Indo Tambangraya (ITMG) mengalokasikan total capex hingga US$ 40,5 juta.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga US$ 4,8 juta sepanjang semester pertama 2021. 

Direktur Indo Tambangraya Megah Junius Prakasa Darmawan mengungkapkan, hampir 40% dari capex yang telah terserap itu dipergunakan untuk perawatan peralatan tambang dari bisnis kontraktor pertambangan yang dijalankan oleh PT Tambang Raya Usaha Tama Kontraktor Pertambangan (TRUST). 

Adapun capex yang terserap lainnya digunakan untuk pengembangan proyek-proyek ITMG yang sedang dijalankan, seperti PT Nusa Persada Resources, PT Tepian Indah Sukses dan Graha Panca Karsa. 

Baca Juga: Emiten Pemberi Imbal Hasil Tinggi Tak Selalu Layak Koleksi

Sepanjang tahun 2021, ITMG mengalokasikan total capex hingga US$ 40,5 juta. Junius mengungkapkan, budget tersebut sebenarnya memang akan digunakan untuk kegiatan perawatan peralatan tambang PT TRUST. Adapun PT TRUST sedang berpindah lokasi pekerjaan dari area Bontang ke area Melak. Penyerapan belanja modal pun diperkirakan akan mulai meningkat  seiring dengan perpindahan tersebut. 

"Jadi, saya rasa ini menjadi salah satu momentum untuk melakukan pembaruan atau perbaikan alat-alat tersebut," kata Junius dalam Public Expose Vitual IDX, Selasa (7/9). 

Sekadar informasi, hingga semester pertama 2021, ITMG mencetak volume penjualan hingga 9 juta ton. Penjualan ke Tiongkok sebesar 2,7 juta ton, Indonesia sebesar 1,7 juta ton, Jepang sebesar 1,4 juta ton, Filipina sebesar 0,7 juta ton, Thailand sebesar 0,7 juta ton, dan negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara.

Adapun hingga akhir tahun 2021 ITMG berharap bisa merealisasikan volume penjualan hingga  21,5 juta ton hingga 22,4 juta ton. ITMG mengungkapkan, pihaknya telah mendapatkan 79% kontrak penjualan. Dengan rincian, sebanyak 56% harga jualnya telah ditetapkan, 24% lainnya mengacu pada  indeks harga batubara. Sementara 21% sisanya belum  terjual. 

Baca Juga: Kenaikan harga batubara memoles kinerja sejumlah emiten batubara pada semester I

Adapun volume produksi ITMG sepanjang tahun 2021 diprediksi bisa mencapai 19 juta ton hingga 19,9 juta ton. Jumlah ini akan tercapai melihat tren produksi batubara yang terus meningkat sejak awal tahun 2021.

Asal tahu saja, di kuartal I 2021, ITMG memproduksi hingga 4 juta ton batubara. Lalu, produksi di kuartal II mencapai 4,7 juta ton batubara. Kemudian di kuartal ketiga 2021, ITMG memperkirakan produksi batubara akan meningkat menjadi 5,5 juta ton. 

"Melalui peningkatan produksi dari Bharinto dan Trubaindo karena prakiraan cuaca yang membaik. Nisbah kupas akan sedikit menurun pada kuartal yang akan datang," kata Wakil Direktur Utama Indo Tambangraya Megah Bramantya Putra. 

Baca Juga: Indo Tambangraya (ITMG) jadi emiten yang paling diuntungkan penguatan harga batubara

Harga yang masih akan membaik

Sepanjang separuh tahun 2021, ITMG berupaya memaksimalkan keuntungan dari momentum kenaikan harga batubara. Asal tahu saja, harga mulai berangsur naik semenjak Oktober tahun lalu. Indeks Newcastle mencatat harga batubara menyentuh US$ 131,41 per ton pada akhir Juni 2021.

Adapun sepanjang paruh pertama 2021, ITMG memperoleh rata-rata harga  batubara mencapai US$ 74,7 per ton, naik 34% dari US$ 55,7 per ton secara tahunan. ITMG berharap harga bisa menyentuh hingga tiga digit di kuartal ketiga 2021. Harga rata-rata batubara pada bulan Juli dan Agustus 2021 sudah melewati US$ 100 per ton. Indo Tambang berharap harga ini bisa bertahan di bulan September dan kuartal keempat nanti. 

ITMG memperkirakan harga batubara thermal akan tetap kuat hingga tutup tahun. Permintaan juga akan menguat disertai penawaran yang ketat. Tingginya harga gas juga akan mendukung penggunaan batubara. Pelarangan batubara Australia oleh Tiongkok juga menjadi faktor yang mengangkat harga batubara.

Sementara itu, pasokan yang ketat akan terus berlanjut karena rantai pasokan batubara yang terganggu oleh Covid-19 dan tensi geopolitik. Curah hujan dan perbaikan-perbaikan pada fasilitas operasional juga berkontribusi pada lemahnya pemulihan pasokan.

Baca Juga: Harga batubara tren naik, apakah saham ADRO, PTBA, ITMG, UNTR, HRUM yang layak beli?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×