Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koreksi harga tembaga sepertinya masih akan bertahan hingga Kamis (22/3). Selain dilingkupi sentimen negatif, mayoritas indikator teknikal juga memberi sinyal pelemahan. Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan suku bunga acuannya pasti akan melemahkan harga komoditas termasuk tembaga.
Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures melihat sekarang ini secara jangka pendek dan jangka menengah harga sudah berada di bawah garis moving average (MA) 50 dan MA 100 yang mengindikasikan pelemahan. Hanya saja, untuk jangka panjang harganya masih berpotensi menguat karena berada diatas garis MA 200.
Indikator moving average convergence divergence (MACD) masih berada di area negatif 61,3. Indikator stochastic di level 39,3. Kemudian indikator relatif strength index (RSI) di level 35,7.
“Kemungkinan Kamis (22/3) melemah di kisaran US$ 6.700 – US$ 6.750 per metrik ton,” paparnya.
Namun meski begitu untuk sepekan berikutnya, Andri melihat adanya peluang harga kembali menguat. Setelah melemah dalam lima hari berturut-turut diperkirakan tembaga bisa kembali ke kisaran US$ 6.660 – US$ 6.800 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News