Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meski datang sengatan katalis negatif dari India, namun harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih mampu pertahankan performa positifnya.
Mengutip Bloomberg, Jumat (9/9) pukul 11.04 WIB harga CPO kontrak pengiriman November 2016 di Malaysia Derivative Exchange terbang 0,73% di level RM 2.628 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
“Permintaan masih dalam level moderate karena harga yang tergolong tinggi dan pasokan yang tersedia. Namun diprediksi impor dari India memasuki bulan September 2016 mendatang perlahan akan naik lagi,” kata Sandeep Bajoria, Chief Executive Officer Sunvin Group seperti dikutip dari Bloomberg.
Biasanya secara historikal permintaan dari India akan naik mendekati festival Hindu terbesar di sana. Sehingga itu akan mengerek permintaan untuk bulan September hingga November 2016.
Alasannya karena di musim festival, pelaku pasar akan lebih banyak mengonsumsi makanan dan manisan yang untuk pembuatannya membutuhkan lebih banyak minyak sawit. Sebagai gambaran India menggunakan CPO untuk 70% komponen rumah tangganya.
Hanya saja memang saat ini yang datang dari India justru katalis negatif. Diprediksi impor CPO India Agustus 2016 turun 2,5% menjadi 790.000 metrik ton dibanding Agustus 2015 lalu. Jika benar hal itu terjadi maka itu akan menjadi penurunan impor India dalam empat bulan beruntun.
Sembari menanti rilis data resmi yang akan dikeluarkan oleh Solvent Extractors Association India, harga CPO masih mampu pertahankan kenaikannya. Mengingat kini fundamental di pasar masih cukup positif untuk mendukung kenaikan lanjutan.
Jika memandang akhir tahun, dengan dugaan permintaan masih akan naik hingga akhir tahun 2016, tren harga CPO masih akan bullish. Barnabas Gan, Analis Oversea-Chinese Banking Corp, harga CPO di akhir tahun 2016 bisa melesat ke level RM 3.000 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News