Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) kembali bangkit setelah jatuh di level terendah pada pertengahan bulan Juli. Pulihnya angka permintaan membuka peluang harga terus menanjak hingga akhir tahun.
Mengutip Bloomberg, Jumat (2/9) pukul 21.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman November 2016 di Malaysia Derivative Exchange melambung 3% ke level RM 2.598 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga CPO menanjak 1,8%.
Saat ini, CPO mulai kembali bangkit setelah sempat menyentuh level RM 2.172 per metrik ton pada 12 Juli atau terendah sejak September 2015. Harga CPO menguat 9,3% selama bulan Agustus setelah tergerus 3,7% di bulan Juli.
Wahyu Tri Wibowo, analis PT Central Capital Futures memaparkan, kenaikan permintaan yang terlihat solid membawa dukungan pada harga CPO. Berdasarkan data Intertek Testing Services, ekspor CPO Malaysia selama bulan Agustus meningkat 27,27% menjadi 1,62 juta ton dibanding bulan sebelumnya. Sejalan, survey kargo dari Societe Generale de Surveillance (SGS) menunjukkan ekspor CPO Malaysia bulan Agustus naik 26,4% menjadi 1,621 juta ton.
Menurut Wahyu, potensi kenaikan harga CPO masih terbuka tetapi cenderung terbatas lantaran puncak musim panen di kawasan Asia Tenggara pada kuartal III-2016. Di samping itu, masih ada faktor negatif lain yang mengintai pergerakan CPO seperti penguatan USD yang memicu turunnya harga komoditas hingga ancaman turunnya permintaan akibat perlambatan ekonomi global.
"Persaingan dengan minyak kedelai dan tekanan turun secara teknikal setelah harga mencapai level overbought juga menjadi faktor negatif," lanjutnya.
Tetapi di sisi lain, sinyal positif cukup kuat dari kenaikan permintaan musiman terutama dari China menjelang festival musim semi di bulan September. Demikian juga dengan efek cuaca La Nina yang membuat produksi lebih rendah. "Jadi potensi CPO untuk menguat masih terbuka meski ancaman koreksi juga ada. Range harga saat ini di kisaran RM 2.300 - RM 2.800 per metrik ton lebih baik dibanding range bulan Juli," kata Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News