Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks IDX Quality30 mencatatkan penurunan kinerja sejak awal tahun. Indeks dengan kode IDXQ30 itu tercatat melemah 21,26% secara year to date.
Asal tahu saja, IDXQ30 adalah indeks yang berisi 30 konstituen saham yang diambil dari indeks IDX80 sebagai universe-nya.
Adapun saham-saham diseleksi dengan mempertimbangkan variabel-variabel kualitas fundamental seperti return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), dan earning variability (EV).
Baca Juga: Saham BUMN Masih Punya Peluang, TLKM, BBNI, dan BMRI Dijagokan, Hindari KAEF dan INAF
Melihat pergerakan indeks ini, Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, mengungkapkan bahwa koreksi yang dialami oleh IDX30 adalah hal yang wajar. Sebab, konstituen teratas atau penggeraknya mirip dengan saham-saham penggerak indeks harga saham gabungan (IHSG).
" Korelasinya mungkin 80%," jelas Wawan kepada Kontan.co.id, Senin(12/10). Padahal, sejak awal tahun IHSG memang cenderung tertekan akibat pandemi Covid-19. Asal tahu saja, IHSG terkikis hingga 19,15% ytd.
Walau kinerja IDXQ30 terkikis sejak awal tahun, Wawan melihat konstituen indeks IDXQ30 memiliki likuiditas yang baik dan fundamental yang mumpuni. Menariknya, dalam indeks ini juga terdapat saham-saham lapis dua. Ini membuka peluang bagi saham-saham lapis dua lebih dilirik oleh fund manager.
Lebih lanjut ia menjelaskan, investor masih bisa memanfaatkan IDXQ30 sebagai acuan. Dengan catatan, investor memperhatikan sektor sahamnya. Secara fundamental, 30 saham konstituen indeks itu memang tergolong apik, akan tetapi investor perlu mempertimbangkan sektor yang paling prospektif agar mendapatkan cuan maksimal.
Investor perlu melihat sektor yang paling minim terdampak pandemi Covid-19, di sisi lain diuntungkan dengan penemuan vaksin Covid-19 ke depan. "Menurut saya sektor keuangan dan barang konsumen," imbuhnya
Baca Juga: IDX BUMN20 tertekan, saham-saham ini masih punya prospek cerah
Adapun di antara dua sektor itu ia cenderung menjagokan sektor keuangan seperti saham-saham perbankan buku empat BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI. Ke depan, saham-saham itu diprediksi akan mengalami penguatan yang lebih tinggi dibanding saham-saham sektor barang konsumen yang cenderung defensif.
Akan tetapi bagi investor yang tertarik masuk ke saham-saham barang konsumen, Wawan merekomendasikan saham berkapitalisasi pasar besar seperti ICBP dan UNVR.
Adapun menurutnya, saat ini merupakan momen yang pas untuk kembali masuk ke pasar saham termasuk konstituen IDXQ30. Selain karena harganya yang murah, nantinya saham-saham tersebut berpotensi meningkat seiring dengan penguatan IHSG.
Asal tahu saja, saat ini IHSG tengah terdorong sentimen positif Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta yang kembali memasuki masa transisi. Periode ini akan memicu kegiatan ekonomi karena bisnis dapat kembali berjalan seperti biasa.
Kendati masih dibayangi sentimen negatif dari sisi kesehatan yang belum membaik secara signifikan, Wawan memproyeksikan IHSG bisa kembali ke kisaran level 5.300 seperti pada saat PSBB transisi sebelumnya.
Sementara itu, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan, indeks saham yang diluncurkan bursa berguna bagi investor untuk menyusun portofolio.
Baca Juga: IHSG secara teknikal masih berpeluang naik hari ini, saham berikut bisa dicermati
Mengingat konstituen IDXQ30 adalah saham-saham pilihan baik secara likuiditas maupun fundamentalnya, Nico melihat konstituen indeks ini bisa menjadi referensi untuk portofolio investor. Dengan catatan, portofolio perlu dikombinasikan dengan konstituen indeks lainnya yang juga menarik.
Adapun dalam IDXQ30 Nico mengamati ada beberapa saham dengan sektor prospektif, salah satunya saham-saham sektor perbankan. Nico menjagokan BBNI, BBCA, BBRI, dan BMRI sebagai pilihan saham. Selain harganya yang sudah tertekan, saham-saham ini memiliki prospek menarik untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Sekadar informasi, berdasar catatan Kontan.co.id sebelumnya, IDXQ30 termasuk ke dalam factors index bersama IDX Value 30 (IDXV30) dan IDX Growth 30 (IDXG30) yang diluncurkan bursa tahun lalu. Kinerja indeks IDXV30 tertekan lebih dalam hingga 27,12% ytd. Sementara kinerja indeks IDXG30 lebih baik, menurun 17,60%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News