kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Indeks susut, obligasi masih dilirik MI


Selasa, 31 Oktober 2017 / 21:30 WIB
Indeks susut, obligasi masih dilirik MI


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketika rupiah melemah hingga level Rp 13.600, indeks Indonesia Composite Bond Index (ICBI) menunjukkan penurunan dalam sepekan sebanyak 0,42%. Namun demikian, aset obligasi tetap menarik bagi manajer investasi reksadana.

Jemmy Paul Wawointana, Plt CEO Sucorrinvest Asset Management menjelaskan, saat rupiah melemah, reksadana beraset obligasi, pendapatan tetap dan campuran sempat terlihat tertekan. Namun ketimbang akibat rupiah yang melemah, lebih pada indeks dollar yang menguat terhadap semua mata uang dunia.

"Ada tax reform di Amerika Serikat yang menawarkan kesempatan seperti amnesti pajak," jelas Jemmy pada KONTAN hari ini. Dengan demikian, pemilik dollar berlarian menarik aset mereka dari Indonesia untuk kembali ke AS sehingga mata uang rupiah melemah.

Dalam iklim rupiah lemah dan dollar kuat ini, Jemmy melihat reksadana dengan aset obligasi menjadi terpengaruh lantaran investor asing melakukan aksi profit taking yang cukup besar. Hal ini terlihat dari indeks ICBI yang dalam sepekan melemah 0,42%, sedangkan dalam sebulan terakhir sudah melemah 1,15%.

Adapun porsi kepemilikan asing di Surat Berharga Negara per 30 Oktober berada di 38,56% dari total kepemilikan. Padahal pada akhir September, porsi asing sebanyak 40,03%. Menurut Jemmy, hal serupa juga terjadi pada negara-negara lain, maka sontak dollar menguat terhadap semua mata uang dunia.

Walau demikian, Jemmy tidak mengindikasikan adanya rencana untuk mengubah portofolio maupun strategi MI. Pun obligasi pemerintah tetap dirasa menarik.

"Kami tetap melihat obligasi pemerintah lebih menarik karena likuid dan cukup volatile untuk diperdagangkan," jelasnya. Ia menambahkan, suku bunga acuan BI yang rendah juga menjadi faktor yang membuatnya yakin akan prospek obligasi pemerintah.

Jemmy mengatakan Sucorinvest mulai masuk pada aset obligasi pemerintah dengan tenor lima hingga 10 tahun. Untuk seri 10 tahun, ia memperkirakan kenaikan imbal bisa mencapai 5%-6% dengan peluang upside. Sedangkan seri obligasi yang ia sukai adalah FR0059 yang memiliki maturitas jangka menengah.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×