kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks S&P 500 Catat Rekor Penutupan Tertinggi 2023 Usai Tersengat Pernyataan Powell


Sabtu, 02 Desember 2023 / 05:25 WIB
Indeks S&P 500 Catat Rekor Penutupan Tertinggi 2023 Usai Tersengat Pernyataan Powell
ILUSTRASI. Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks Utama Wall Street bergairah pada perdagangan akhir pekan ini. Bahkan indeks S&P berhasil mencatatkan rekor penutupan tertinggi pada tahun ini.

Optimisme pasar terdongkrak oleh pernyataan dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang memperkuat pandangan bahwa suku bunga kebijakan utama telah mencapai puncaknya.

Dow Jones Industrial Average naik 294,61 poin, atau 0,82% ke level 36,245.5. Sementara S&P 500 menguat 26,83 poin, atau 0,59%, ke 4,594.63. Di sisi lain Nasdaq Composite naik 78,81 poin, atau 0,55% menuju 14,305.03.

Ketiga indeks saham utama AS menguat, dengan sektor transportasi dan saham-saham berkapitalisasi kecil menikmati kenaikan paling kuat.

Baca Juga: Wall Street Cenderung Melemah pada Jumat (1/12) Setelah Kenaikan Kuat Bulan November

“Sektor-sektor tersebut adalah bagian yang paling dibenci pasar sepanjang tahun ini, (dan mereka) adalah bagian yang memimpin reli pasar,” kata Scott Ladner, kepala investasi di Horizon Investments di Charlotte, North Carolina. 

"Pada hari pertama bulan Desember, ketika semua orang mencari reli Sinterklas. Jika bulan Desember dimulai dengan kuat, hal itu akan membuat orang-orang ikut serta dan mengejar reli ini,” jelasnya.

Ketiga indeks tersebut mencatatkan persentase kenaikan mingguan kelima berturut-turut. Pada hari Kamis, Wall Street menutup November dengan S&P 500 dan Nasdaq mencatat persentase kenaikan satu bulan terbesar sejak Juli 2022. Sedangkan Dow ditutup pada level tertinggi sejak Januari 2022.

Dalam pidatonya, Powell mengakui perlunya The Fed untuk 'bergerak maju dengan hati-hati' di tengah tanda-tanda pelemahan ekonomi, karena risiko kebijakan moneter yang terlalu ketat dan menjadi lebih seimbang.

“Awal minggu ini, (Gubernur Fed Christopher) Waller, salah satu tokoh paling agresif di The Fed, mengatakan ketika inflasi menurun, kami akan menurunkan suku bunga. Pasar mengira Powell akan menentang pernyataan tersebut, namun dia tidak melakukannya," kata Ladner. 

"(Powell) sedang menyiapkan pasar untuk penurunan suku bunga tahun depan," ujarnya.

Baca Juga: Bursa Asia Turun pada Jumat (1/12) Pagi, Menanti Data Indeks Manufaktur

Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan manufaktur AS terus berkontraksi karena pabrik-pabrik menghadapi penurunan pesanan baru, penurunan persediaan, dan tekanan tenaga kerja.

Di antara 11 sektor utama S&P 500, real estate merupakan sektor yang memperoleh persentase keuntungan terbesar, sedangkan sektor jasa komunikasi merupakan satu-satunya sektor yang mengalami penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×