kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.489   45,00   0,29%
  • IDX 7.736   0,93   0,01%
  • KOMPAS100 1.201   -0,35   -0,03%
  • LQ45 958   -0,50   -0,05%
  • ISSI 233   0,21   0,09%
  • IDX30 492   -0,18   -0,04%
  • IDXHIDIV20 591   0,64   0,11%
  • IDX80 137   0,04   0,03%
  • IDXV30 143   0,27   0,19%
  • IDXQ30 164   0,00   0,00%

Indeks Sektoral Masih Tertinggal, Saham-Saham Industri Ini Bisa Dikoleksi


Jumat, 24 November 2023 / 20:36 WIB
Indeks Sektoral Masih Tertinggal, Saham-Saham Industri Ini Bisa Dikoleksi
ILUSTRASI. Pekerja berjalan dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/4/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju saham dari sektor perindustrian masih cukup tertinggal. Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menanjak, tapi sepanjang pekan ini IDX Industrial menjadi salah satu sektor yang menukik, dengan penurunan 0,58%.

Secara year to date (YtD), posisi IDX Industrial masih terganjal di zona merah dengan minus 6,90%. Saham sektor perindustrian yang melandai sejalan dengan melambatnya Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia.

Pada bulan Oktober 2023, PMI Manufaktur Indonesia bertengger di level 51,5 atau merosot 0,8 poin secara bulanan dari posisi sebelumnya di 52,3. Level PMI Manufaktur  per Oktober memang masih di zona ekspansi, tetapi menjadi yang paling lambat sejak Mei 2023.

Equity & Economics Analyst KGI Sekuritas Indonesia, Rovandi memandang kondisi industri manufaktur yang menunjukkan indikasi perlambatan turut membawa sentimen yang memberatkan sektor ini. Apalagi dengan laju saham big caps yang bergerak lambat.

Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Dinilai Punya Prospek Positif, Cermati Rekomendasi Analis

Tengok saja saham Grup Astra yang punya bobot besar di sektor ini, yakni PT Astra International Tbk (ASII) yang secara YtD hanya tumbuh 0,44%. Sementara gerak saham PT United Tractors Tbk (UNTR) bahkan  merosot 13,23%. 

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian menimpali, prospek kinerja emiten sektor perindustrian sebenarnya masih menarik. Meski terjadi perlambatan pada PMI Manufaktur, tapi posisinya masih terjaga di level yang ekspansif.

Lagi pula PMI Manufaktur Indonesia masih lebih baik dibandingkan indeks manufaktur sejumlah negara maju yang relatif terkontraksi hingga kuartal III-2023. 

"Prospek kinerja masih cukup menarik, walaupun kondisi terkini menunjukkan perlambatan. Sehingga memicu penurunan pergerakan saham pada sektor perindustrian," kata Rio.

Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas Ika Baby Fransiska mengamati masih banyak emiten sektor perindustrian yang mampu membukukan pertumbuhan kinerja keuangan. Seperti ASII, PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (SCCO) dan PT Voksel Electric Tbk (VOKS).

Sedangkan laba bersih UNTR sedikit merosot, meski pendapatan masih menanjak. Ika pun menyoroti proyeksi penurunan penjualan alat berat. Namun prospeknya akan in line dengan permintaan dari sektor pertambangan, komoditas dan proyek-proyek infrastruktur.

"Untuk saat ini mungkin sedikit tertekan karena dimulainya tahun politik. Pelaku pasar memang cenderung belum memperhatikan sektor ini," kata Ika.

 

Baca Juga: Penjualan Semen Tumbuh Positif, Cermati Prospek Saham Indocement (INTP)

Mencari Peluang Koleksi

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengamati secara teknikal IDX Industrial masih berada di fase downtrend. Sisi indikator MACD dan Stochastic juga masih belum menunjukkan tanda pembalikan arah.

Sehingga Herditya melihat kecenderungan saham sektor perindustrian lebih menarik ke arah trading atau speculative buy. Menimbang pergerakan saham dan katalis yang mengiringi sektor industri saat ini, Ika menyarankan wait and see terlebih dulu.

Namun sebagai pertimbangan investasi jangka menengah, Ika melihat saat ini layak jadi momentum koleksi saham ASII, UNTR, dan PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM) karena secara valuasi sudah di harga yang cukup menarik.

Sedangkan Rio menjagokan ASII dan UNTR yang secara fundamental apik dan memiliki harga yang relatif undervalue.

Secara teknikal, pertimbangkan support Rp 5.550, pivot di Rp 5.725 dan resistance pada Rp 5.950 untuk saham ASII. Sementara untuk UNTR support ada di Rp 21.800, pivot di Rp 22.750 dan resistance pada level Rp 23.950.

Rovandi mengamini, harga ASII dan UNTR sudah menarik dikoleksi. Dia juga melirik sejumlah saham kapitalisasi kecil, seperti PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI), PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE), PT Shield On Service Tbk (SOSS) dan PT Nusatama Berkah Tbk (NTBK). 

"Namun dengan catatan karena kapitalisasi pasar kecil uptrend yang terjadi bisa berubah dengan cepat," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×