kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

Indeks Sektor Properti Masih Tertekan, Catat Rekomendasi Saham Ini


Jumat, 20 Mei 2022 / 07:45 WIB
Indeks Sektor Properti Masih Tertekan, Catat Rekomendasi Saham Ini


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor properti dan real estat masih turun 9,40% sejak awal tahun. Sektor ini mencatat kinerja terburuk setelah indeks sektor teknologi yang melorot 16% sejak awal tahun.

Indeks sektor properti juga terpaut cukup jauh dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 3,67%. Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengungkapkan, cukup banyak sentimen yang menekan sektor properti tahun ini.

Sektor ini terpantau lesu pada dua tahun sebelumnya imbas dari Covid-19 yang menekan daya beli masyarakat, serta geliat ekonomi yang belum berjalan normal. Meski tahun ini sudah terjadi pemulihan ekonomi yang cukup signifikan, ada sentimen negatif lain yang masih membayangi sektor properti. 

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Antara Profit Taking dan Penguatan Terbatas

Harga-harga komoditas dunia yang masih tinggi, khususnya komoditas pertambangan seperti besi dan baja menyebabkan harga bahan baku atau material bangunan naik yang bisa menekan margin emiten properti.

"Selanjutnya ada kenaikan suku bunga The Fed, yang dikuatirkan pula dapat memicu kenaikan suku bunga BI. Jika hal ini terjadi, maka dapat menurunkan minat masyarakat untuk memiliki properti dengan cara financing," papar Frankie kepada Kontan.co.id, Kamis (19/5).

Di lain sisi, Frankie melihat sektor properti sebenarnya masih memiliki katalis kuat untuk naik, setidaknya akhir tahun menuju tahun 2023 mendatang. Sentimen positif datang dari harga komoditas yang tinggi seperti CPO dan batubara. Pada umumnya secara siklus, setelah sektor komoditas naik akan disusul sektor properti.

Baca Juga: Saham GOTO Rebound Tiga Hari Berturut-Turut, IHSG Sukses Berada di Zona Hijau

Selain itu, meski The Fed menaikan suku bunga dan memicu BI turut menaikkan suku bunga, tetapi dengan tingkat inflasi Indonesia yang masih sangat terjaga kemungkinan suku bunga Indonesia tidak naik signifikan dan tidak dalam waktu dekat.

Dari jajaran saham-saham properti, Frankie menyarankan agar pelaku pasar bisa melirik emiten properti yang menorehkan perbaikan dan pertumbuhan kinerja. Seperti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dengan target harga Rp 1.100 per saham, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan target harga di Rp 1.000 per saham, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dengan target harga di Rp 800-Rp 900 per saham, PT Alam Sutera Realty (ASRI) dengan target harga di Rp 190 per saham, dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan target harga di level Rp 600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×