kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Indeks Sektor Keuangan Mulai Naik, Intip Saham Pilihan Berikut


Rabu, 14 Desember 2022 / 14:37 WIB
Indeks Sektor Keuangan Mulai Naik, Intip Saham Pilihan Berikut
ILUSTRASI. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) indeks keuangan masih turun 4,61% sejak awal tahun.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor keuangan (IDX Sector Financials) mulai bergerak naik, meskipun masih berada di zona merah sejak awal tahun (YtD). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) indeks keuangan masih turun 4,61% sejak awal tahun.

Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan, penurunan indeks sektor keuangan sejak awal tahun diperkirakan karena terdorong oleh investor yang melego saham-saham bank digital. Terkoreksinya saham bank digital juga sebagai dampak dari anjloknya sektor teknologi secara keseluruhan sejak awal tahun ini.

"Selain itu beberapa bank konvensional yang memiliki market cap di atas Rp 50 triliun seperti PT Bank Mega Tbk (MEGA) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga mencatatkan koreksi yang dalam," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (13/12).

Kemudian jika dilihat mingguan, big four saham perbankan kompak sempat mengalami penurunan akibat aksi profit taking setelah menyentuh all time high. Nico bilang, hal tersebut merupakan hal yang wajar.

Baca Juga: Indeks Sektor Perbankan Bergerak Naik, Begini Rekomendasi Sahamnya

Dia melihat keempat bank besar tetap akan menjadi favorit investor, khususnya di tahun 2023 karena ditopang fundamental yang sangat baik dan rezim suku bunga tinggi. Kondisi tersebut berpotensi mendorong peningkatan margin bunga bersih," sebutnya.

Sentimen lainnya didorong dari perpanjangan restrukturisasi kredit yang dapat menjaga angka NPL perbankan, serta ekspektasi pertumbuhan kredit yang masih akan baik di tahun depan. Oleh sebab itu, Nico berpandangan bahwa saat ini merupakan momentum yang baik untuk buy on weakness secara bertahap.

Hanya saja, dia mengingatkan untuk tidak all in seluruh dana sebagai langkah mitigasi risiko. "Tetap ada beberapa risiko seperti ketidakpastian inflasi dan volatilitas nilai tukar Rupiah," tambahnya.

Baca Juga: Indeks Keuangan Naik, Saham Bank The Big Four Masuk Radar Analis

Dari berbagai hal tersebut, Nico merekomendasikan untuk mengoleksi empat saham perbankan dengan market caps terbesar. Sebab, mayoritas memiliki valuasi yang lebih murah dari rata-rata industri perbankan dengan PBV 3,27 kali.

Adapun PBV BBRI berada di 2,42 kali, PBV BMRI 1,99 kali, dan PBV BBNI 1,31 kali. Hanya BBCA yang memiliki PBV di atas rata-rata industri, yakni 5,01 kali.

"Namun melihat fundamental yang sangat solid, BBCA tetap layak diminati," ujar dia.

Adapun target harga untuk BBRI dengan support di Rp 4.760 dan resistance pada level Rp 4.980. BMRI support di Rp 9.325 dan resistance Rp 10.225. BBNI support di Rp 9.400 dan resistance Rp 9.900. dan BBCA support di 8.375 dan resistance Rp 8.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×