kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks manufaktur AS terkontraksi, Wall Street rontok


Selasa, 03 September 2019 / 22:20 WIB
Indeks manufaktur AS terkontraksi, Wall Street rontok
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks acuan Wall Street jatuh mengawali perdagangan Selasa (3/9). Setelah sektor manufaktur Amerika Serikat (AS) mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak 2016 pada Agustus.

Situasi ini menambah kekhawatiran terhadap dampak perang dagang AS-China yang berlangsung berlarut-larut dapat menyeret negara perekonomian terbesar dunia itu ke dalam jurang resesi.

Mengutip Reuters, pukul 10:16 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 391,94 poin atau 1,48% pada 26.011,34, S&P 500 turun 30,94 poin atau 1,06% pada 2.895,52 dan Nasdaq Composite turun 88,11 poin atau 1,11% di 7.874,77.

Baca Juga: Perusahaan AS ramai-ramai hengkang dari China, Indonesia jadi salah satu pilihan

Institute for Supply Management melaporkan indeks aktivitas pabrik nasional AS pada Agustus 2019 turun menjadi 49,1, level terendah sejak Januari 2016. Sementara, analis yang disurvei Reuters memperkirakan pada level 51,1.

Lemahnya data manufaktur telah membebani imbal hasil obligasi AS jatuh tempo 10 tahun ke level terendah sejak Juli 2016. Saham perbankan turun 2%.

Saham industri yang sensitif terhadap perdagangan tergelincir 1,77%, sementara saham teknologi turun 1,38%.

Baca Juga: Gawat, indeks manufaktur AS turun untuk pertama kali sejak 2016

Sebelumnya, AS terhitung Minggu (1/9) mulai memberlakukan tarif 15% untuk berbagai barang impor China dan China mulai mengenakan bea baru pada minyak mentah AS.

Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York mengatakan, tarif yang mulai berlaku membuat investor semakin sinis terhadap perang dagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×