kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks IDX SMC Liquid masih menarik, simak saham rekomendasi analis


Jumat, 10 September 2021 / 21:17 WIB
Indeks IDX SMC Liquid masih menarik, simak saham rekomendasi analis
ILUSTRASI. Indeks IDX SMC Liquid masih menarik, simak saham rekomendasi analis


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks SMC Liquid sejak awal tahun (ytd) masih tertekan. Pada akhir perdagangan saham, Jumat (10/9) indeks ini tercatat turun 1,05%. Padahal, indeks ini berisikan 54 saham pilihan yang diseleksi dari IDX SMC Composite dengan likuiditas yang cukup diperhitungkan.

Adapun top 5 dari indeks tersebut, yakni PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik 117,25% ytd, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) naik 75,64% ytd, PT Link Net Tbk (LINK) naik 74,69% ytd, PT Indosat Tbk (ISAT) naik 32,18% ytd, dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) naik 32,95% ytd.

Analis Erdhika Elit Sekuritas, Hendri Widiantoro menilai walaupun mengalami penurunan dibandingkan IDX SMC Composite yang naik 14,89% ytd, indeks ini masih cukup menarik. "Secara keseluruhan IDX SMC Liquid masih cukup menarik melihat dari beberapa emiten yang masih mempunyai prospek jangka panjangnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (10/9).

Ia mencontohkan ERAA dan ISAT yang mempunyai kinerja yang cukup impresif di semester I-2021. Selain itu, momentum dari sisi teknikal juga menunjang saham tersebut menjadi lebih menarik.

Baca Juga: Kinerja IDX SMC Composite lebih cemerlang dibanding IDX SMC Liquid, mengapa?

Namun, Hendri melihat yang masih cukup menarik dikoleksi hingga sampai dengan akhir tahun yakni ERAA. Sebab, saat ini perusahaan sedang gencar melakukan ekspansi kemudian eksplorasi beberapa strategi penjualan online atau mobile selling di tengah PPKM dan pandemi yang masih berlangsung.

Bahkan untuk ke depannya, ERAA juga akan menambah gerai serta ada konsep baru terkait 'Eraafone Cloud Retail Partner'. Kemudian juga bekerja sama dengan beberapa partner bisnis seperti Hypermart, Lottermart, Electronic City, Transmart, Aeon, dan Courts untuk menaruh beberapa produk sehingga menambah pangsa pasar. 

"Untuk semester 1-2021 saja bottom line ERAA meningkat cukup signifikan hingga 392,4% secara YoY menjadi Rp 558,54 miliar," ujarnya.

Menurut Erdhika Elit Sekuritas, masih ada potensi bagi ERAA pada semester II-2021 ini untuk meningkatkan penjualannya meskipun pada semester II ini beberapa kegiatan yang sebelumnya dilakukan secara offline sudah akan kembali berlangsung tatap muka. Juga, dibukanya kembali pusat perbelanjaan bisa menjadi salah satu katalis bagi emiten ritel seperti ERAA, serta berpotensi mendorong penjualan offline store ERAA.

Baca Juga: Saham big cap, Jumat (30/7): UNVR drop 7 hari, HMSP turun 6 hari, TPIA naik 4 hari

Dengan katalis lanjutan terkait startegi penjualan ERAA, implementasi IMEI, menurutnya masih berdampak hingga sampai akhir tahun 2021. "Target capex ERAA yang cukup besar untuk tahun ini yang mencapai Rp 250 miliar dan sebagian digunakan untuk ekspansi gerai baru ini akan menjadi pendorong ERAA melanjutkan penguatan kinerja keuangannya pada semester II-2021," jabarnya.

 

Senada, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menilai indeks SMC Liquid juga masih menarik. "Tinggal menunggu rotasi sektor saja," sebutnya.

Oleh sebab itu, ia merekomendasikan buy untuk HEAL dengan target harga Rp 1.300 per saham, ISAT dengan target harga Rp 6.800 per saham, dan ERAA dengan target harga Rp 750 per saham.

Selanjutnya: Saat IHSG Tengah Merana, Saham Lapis Kedua Menjadi Idola

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×