kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.625   22,00   0,13%
  • IDX 8.166   -3,25   -0,04%
  • KOMPAS100 1.116   1,38   0,12%
  • LQ45 785   -0,49   -0,06%
  • ISSI 290   2,10   0,73%
  • IDX30 411   -1,02   -0,25%
  • IDXHIDIV20 464   1,23   0,27%
  • IDX80 123   0,22   0,18%
  • IDXV30 133   0,73   0,55%
  • IDXQ30 129   0,06   0,05%

Indeks Dolar Menguat, Simak Prospek Valas Utama Hingga Akhir Tahun


Rabu, 08 Oktober 2025 / 18:55 WIB
Indeks Dolar Menguat, Simak Prospek Valas Utama Hingga Akhir Tahun
ILUSTRASI. Melirik rekomendasi mata uang asing di tengah penguatan dolar AS hingga akhir tahun 2025


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejumlah mata uang utama melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Meski begitu, pelemahan ini diproyeksi belum tentu berlanjut karena faktor ketidakpastian global yang masih mungkin terjadi hingga akhir tahun. 

Mengutip trading economics, Indeks dolar AS (DXY) menguat 0,25% secara harian ke level 98,827. Adapun jika dilihat secara year on year (yoy) indeks dolar turun 3,94%.   

Mengutip Bloomberg Rabu (8/10/2025) pukul 17.53 WIB, pasangan valuta asing (valas) EUR/USD adalah US$ 1,1628 per Euro, GBP/USD di level US$ 1,3423 per Poundsterling, AUD/USD di level US$ 0,6571 per Dolar Australia. Lalu, pairing USD/JPY di level 152,880 per dolar AS dan USD/CHF di level 0,8002 per dolar AS. 

Taufan Dimas Hareva, Research and Development ICDX mengatakan, dolar AS terus memperoleh dukungan sebagai aset aman di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan kebuntuan politik di Amerika Serikat terkait penutupan pemerintahan.  

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Lanjut Melemah pada Kamis (9/10), Ini Sentimennya

Taufan menjelaskan, Euro melemah terhadap Dolar AS setelah gejolak politik di Prancis semakin dalam dan menambah tekanan terhadap sentimen risiko kawasan Eropa.

Pengunduran diri Perdana Menteri Sébastien Lecornu memperburuk ketidakpastian politik dan menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas fiskal negara tersebut, terutama menjelang penyusunan anggaran 2026. 

Kondisi ini melemahkan keyakinan pasar terhadap Euro karena krisis politik dikhawatirkan menghambat kemampuan pemerintah Prancis menjaga disiplin fiskal di tengah perlambatan ekonomi kawasan.

Sementara itu, Presiden Macron yang semakin terisolasi secara politik menghadapi seruan untuk menggelar pemilu dini, yang jika terjadi berpotensi memicu volatilitas baru di pasar keuangan Eropa. Taufan memperkirakan support terdekat EUR/USD berada di 1,1630, sementara resistance terdekat di 1,1680. 

“Kombinasi politik Eropa yang tidak stabil dan ketahanan dolar AS membuat EUR/USD masih berisiko melemah dalam waktu dekat,” ujar Taufan kepada Kontan, Rabu (8/10/2025). 

Baca Juga: Rupiah Tertekan Hari Ini (8/10), Indeks Dolar di Posisi Tertinggi Dalam 2 Bulan

Kemudian, Poundsterling juga melemah terhadap Dolar AS seiring penguatan Greenback di tengah masih berlanjutnya shutdown pemerintah AS.

Minimnya katalis ekonomi domestik membuat pergerakan Poundsterling bergantung pada arah kebijakan moneter global, khususnya setelah pernyataan beberapa pejabat The Fed yang menegaskan masih adanya risiko inflasi dan perlambatan ekonomi AS. 

Dari sisi Inggris, pelaku pasar menunggu pernyataan anggota Komite Kebijakan Moneter BoE (Bank of England) Huw Pill dan Catherine Mann untuk mencari kejelasan arah kebijakan suku bunga.

BoE sendiri diperkirakan akan menahan suku bunga pada level saat ini mengingat inflasi masih di atas target, sementara prospek ekonomi Inggris melambat. Taufan memproyeksikan support terdekat GBP/USD berada di 1,3390, dan resistance di 1,3445.  

“Perbedaan arah kebijakan antara BoE yang cenderung wait and see dan The Fed yang sudah memulai fase pelonggaran membuat GBP/USD berpotensi bergerak terbatas dengan bias melemah,” terang Taufan.  

Berikutnya, Dolar Australia juga terus melemah terhadap Dolar AS, setelah rilis data ekonomi domestik menunjukkan melemahnya kepercayaan konsumen dan kondisi pasar tenaga kerja. Indeks Kepercayaan Konsumen Westpac turun tajam 3.5% di bulan Oktober, sementara iklan pekerjaan ANZ menurun 3.3% menandakan penurunan momentum rekrutmen di tengah tekanan biaya hidup yang tinggi. 

Data ini memperkuat pandangan bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan tetap berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan suku bunga, terutama karena inflasi masih lebih tinggi dari target 2% – 3%. Taufan memperkirakan support terdekat AUD/USD berada di 0,6550, sedangkan resistance di 0,6605.    

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 16.573 Per Dolar AS Hari Ini, Mayoritas Asia Turun

“Pernyataan Gubernur RBA Michelle Bullock yang dijadwalkan pekan ini akan menjadi fokus utama pasar untuk menilai seberapa lama RBA akan menahan suku bunga pada level 3.6%,” kata Taufan. 

Lalu, Dolar AS menguat terhadap Yen Jepang. Penguatan ini didorong oleh ekspektasi bahwa kebijakan moneter ultra-longgar Bank of Japan (BoJ) akan tetap dipertahankan setelah kemenangan Sanae Takaichi sebagai pemimpin baru Partai Demokrat Liberal.

Takaichi dikenal sebagai pendukung stimulus fiskal besar dan pelonggaran moneter guna menopang ekonomi domestik, yang memicu pelemahan Yen karena pasar menilai peluang kenaikan suku bunga BoJ semakin mengecil. Taufan memproyeksikan support terdekat USD/JPY berada di 151,50 dan resistance di 152,20. 

Selanjutnya, pasangan USD/CHF mencatat penguatan setelah sempat melemah dalam beberapa sesi terakhir. Penguatan ini didukung oleh meningkatnya permintaan terhadap Dolar AS akibat sentimen risk-off global.

Investor memilih Greenback di tengah ketidakpastian politik di Eropa dan Jepang, sementara Franc Swiss (CHF) masih menghadapi hambatan dari inflasi rendah dan meningkatnya angka pengangguran ke 3%. Taufan memperkirakan support terdekat USD/CHF berada di 0,7950, dan resistance di 0,7995.  

Baca Juga: Masih Tertekan, Analis Proyeksikan Rupiah ke Rp 17.000 di Akhir 2025

“Walau ekspektasi terhadap suku bunga negatif Bank Sentral Swiss (SNB) mulai berkurang, pasar tetap menilai inflasi domestik yang lemah akan membatasi ruang bagi penguatan Franc lebih lanjut,” terang Taufan.

Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, Prospek valas utama ada sedikit perubahan oleh perkembangan politik yang tidak terduga. Euro saat ini terbebani oleh kekisruhan politik, Yen Jepang besar kemungkinan akan dipimpin oleh PM pertama wanita, dan dia adalah seorang yang dovish. 

Lalu, Poundstreling terbebani prospek defisit fiskal 7%. Lukman melihat Dolar Australia yang tidak begitu ada perkembangan yang berbeda. 

“CHF (franc Swiss) sendiri masih terus menjadi rebutan investor sebagai safe haven walau suku bunga sudah 0% dan bisa menjadi negatif tahun depan,” ujar Lukman kepada Kontan, Rabu (8/10/2025). 

Lukman menilai indeks dolar (DXY) walau rebound oleh komentar – komentar hawkish dari pejabat the Fed akhir – akhir ini, namun penguatannya diperkirakan tidak akan berkelanjutan. 

“Ke depannya perekonomian dan politik maupun geopolitik masih penuh ketidakpastian,” ucap Lukman. 

Lukman memperkirakkan pasangan valas EUR/USD pada akhir tahun di level US$ 1,1600 -1.1800 per euro, AUD/USD di level 0,6600 - 0.6800 per dolar Australia, GBP/USD di level US$ 1,3200 - 1.3400 per Poundsterling, USD/JPY di level 155-160 per US$, dan USD/CHF di level 0,7800 per US$.

Selanjutnya: Prabowo Lantik Gubernur dan Wakil Gubernur Papua

Menarik Dibaca: 6 Efek Negatif Seks Setiap Hari bagi Wanita, Awas Vagina Robek!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×