kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.445   1,00   0,01%
  • IDX 7.886   84,28   1,08%
  • KOMPAS100 1.105   15,66   1,44%
  • LQ45 799   5,45   0,69%
  • ISSI 270   3,79   1,42%
  • IDX30 414   3,13   0,76%
  • IDXHIDIV20 481   3,65   0,76%
  • IDX80 121   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,45   1,10%
  • IDXQ30 134   1,23   0,93%

Indeks Dolar AS Masih Tertekan, Begini Proyeksinya Hingga Akhir Tahun


Rabu, 03 September 2025 / 20:13 WIB
Indeks Dolar AS Masih Tertekan, Begini Proyeksinya Hingga Akhir Tahun
ILUSTRASI. Mengutip data Bloomberg, sejak awal tahun 2025 indeks dolar AS (DXY) merosot hingga 9,11% secara year to date (ytd) ke level 98,33.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) masih tertekan. Mengutip data Bloomberg, sejak awal tahun 2025 indeks dolar AS (DXY) merosot hingga 9,11% secara year to date (ytd) ke level 98,33.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha mengatakan, indeks dolar AS cenderung masih melemah di jangka pendek karena ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan ketidakpastian politik.

Sentimen utama yang mempengaruhi antara lain kebijakan The Fed. Arah suku bunga The Fed menjadi kunci utama, makin dovish artinya dolar berpotensi melemah. Ketidakpastian politik dan independensi bank sentral membuat investor agak ragu menaruh uang di dolar AS.

Selan itu, geopolitik dan perdagangan global yakni ketegangan dagang dan tarif bisa menekan dolar AS. Sentimen berikutnya adalah arus modal global. Jika banyak investor lari ke aset safe-haven lain seperti emas atau yen, dolar ikut tertekan. 

“Akhir kuartal IV ada peluang rebound tipis kalau inflasi AS kembali naik atau The Fed menahan diri untuk memangkas suku bunga terlalu agresif,” ujar Andy kepada Kontan, Rabu (3/9/2025). 

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,01% ke Rp 16.416 per Dolar AS pada Rabu (3/9/2025)

Andy mengatakan, dolar AS masih layak koleksi untuk jangka pendek. Apalagi jika ada rebound di akhir kuartal. Namun, untuk jangka menengah sampai jangka Panjang, Andy melihat sebaiknya jangan terlalu dominan di portofolio. “Lebih aman ambil keuntungan sebagian atau lakukan hedging,” ucap Andy. 

Andy menilai valas alternatif yang bisa dilirik antara lain euro (EUR) karena lebih stabil di saat dolar melemah, poundsterling (GBP) karena cukup menarik dan valuasinya relatif murah.

Berikutnya, dolar Australia (AUD) karena punya potensi kalau harga komoditas global menguat. Serta yen Jepang (JPY) karena pilihan klasik safe-haven, biasanya menguat kalau ada gejolak global. 

“Pergerakan (indeks dolar AS) umumnya diproyeksikan di kisaran 98 – 100 menjelang akhir tahun,” ujar Andy. 

Dihubungi secara terpisah, Analis PT Finex Bisnis Solusi Future Brahmantya Himawan mengatakan, kondisi pasar global yang penuh kehati-hatian, ditambah konflik Rusia–Ukraina yang terus berlanjut, mendorong investor beralih ke aset safe haven dan memberikan dukungan bagi Indeks Dolar AS (DXY). Meski demikian, sentimen bullish dolar berpotensi terbatas.    

Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve (Fed) semakin kuat, seiring dengan pernyataan bernada dovish dari sejumlah pejabat Fed. Alat CME FedWatch kini menunjukkan probabilitas hampir 91% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan September, naik dari sekitar 85% pada pekan lalu. 

“Di sisi lain, ketidakpastian di ranah tarif dagang juga menjadi faktor penekan bagi DXY,” ucap Bram. 

Baca Juga: Dolar AS Tertatih Pasca Libur Labor Day Selasa (2/9), Investor Beralih ke Emas

Sebab, lanjut Bram, pengadilan Banding AS pada Jumat lalu memutuskan bahwa tarif unilateral skala besar yang diterapkan Presiden Donald Trump terhadap sejumlah negara dianggap ilegal. Trump menanggapi dengan menyatakan pada Selasa malam bahwa dirinya akan meminta Mahkamah Agung untuk melakukan “putusan yang dipercepat.”

Bram memproyeksikan level atas dolar AS (DXY) berpotensi mencapai 100,00 dan level bawah berpotensi mencapai 96,50.

Selanjutnya: Tugu Insurance Berupaya Jaga Rasio Klaim di Bawah 50% hingga Akhir 2025

Menarik Dibaca: Kenapa Sunscreen Menggumpal? Ini 6 Penyebab Sunscreen Pilling yang Harus Diketahui

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×