kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Indeks acuan di Asia tergerus di atas 2%, Kospi paling parah


Jumat, 19 Agustus 2011 / 09:14 WIB
Indeks acuan di Asia tergerus di atas 2%, Kospi paling parah
ILUSTRASI. Pemerintah menetapkan imbal hasil green sukuk ritel ST007 ini pada 5,50%.


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Mayoritas saham di bursa Asia keok. Penyebabnya, perekonomian global menunjukkan tanda melemah serta krisisi utang Eropa akan menghancurkan sistem perbankan.

Pada pukul 10.50 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 2,5% menjadi 120,13. Dengan demikian, bursa acuan di kawasan regional ini sudah melorot selama empat minggu berturut-turut. Sekitar 20 saham melorot, berbanding dengan satu saham yang naik.

Sementara itu, indeks Kospi terperosok hingga 4,4%, yang merupakan penurunan terbesar sejak Januari 2009 lalu. Sedangkan indeks Nikkei 225, Hang Seng, dan S&P/ASX 200 kompak memerah dengan penurunan masing-masing 2,02%, 2,63%, dan 2,83%.

Saham-saham yang mempengaruhi bursa Asia antara lain: BHP Billiton Ltd turun 3% di Sydney, BBillabong International Ltd anjlok 19% di Sydney, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc turun 1,4% di Tokyo, dan Toyota Motor Corp turun 1,6% di Tokyo.

"Semua yang tengah terjadi menggerus kepercayaan investor. Tingkat kepercayaan bisnis stagnan dan pertumbuhan ekonomi global melambat. Sementara, krisis utang Eropa tambah parah dan tanpa ada koordinasi dalam penyelesaiannya. Kasus terburuknya adalah kita kembali krisis finansial 2008 lalu," jelas Matt Riordan dari Paradice Investment Management Pty.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×