Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) kembali menerbitkan produk Surat Berharga Negara (SBN) dengan jenis Savings Bond Ritel (SBR) dengan seri SBR008, Kamis (5/9).
Ini merupakan penerbitan ke delapan dari rencana pemerintah yang akan menerbitkan SBN sebanyak 10 kali sepanjang 2019. Dalam penawaran kali ini, target pemerintah mencapai Rp 2 triliun.
Penjualan SBR008 kali ini dilakukan secara online. Hal ini tampak dari mitra distribusi penjualan SBR008 ini yang memiliki layanan secara online. Selain mitra distribusi, pemerintah juga menggandeng lembaga persepsi seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Finnet agar memudahkan dalam proses pembayaran.
Langkah ini dilakukan karena mengingat target dari pemerintah untuk mengincar investor baru datang dari generasi milenial.
Baca Juga: Kementerian Keuangan mulai menawarkan saving bond ritel seri SBR008 hari ini
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan bahwa investor dari generasi milenial mendominasi setiap ada penerbitan. Ia bilang jumlahnya bisa mencapai 50%-52%. Hanya saja, jumlah investasi per investornya masih didominasi oleh kalangan baby boomers.
“Contohnya kalau kita minimal pembelian Rp 1 juta, pada penerbitan sukuk tabungan yang lalu ada 1.000 orang yang membeli hanya Rp 1 juta,” jelas Luky.
Melihat dari pertumbuhannya, Direktur Surat Utang Negara Loto S. Ginting memaparkan bahwa jumlah investor di kalangan milenial melonjak cukup besar.
Pada tahun 2018, hanya 42,2% investor yang berasal dari kalangan milenial sedangkan di tahun 2019, persentasenya sudah meningkat hingga 51,24%. Hal berbeda terjadi pada generasi-generasi sebelum milenial yang malah menurun di tahun 2019.
Generasi X mengalami penurunan 3,54%, generasi baby boomers menurun 4,82%, dan generasi tradisionalis menurun 0,81%.
Baca Juga: SBR008 Tawarkan Kupon Mini 7,20%
Selain itu, penggunaan platform online menjadikan pemerintah dapat melihat semua data investor. Hal ini dikarenakan adanya sistem SID yang diwajibkan untuk dimiliki oleh setiap platform online yang digunakan.
Dari situ, profil-profil investor dapat diketahui secara mudah mulai dari kelompok umur hingga produk SBN mana yang banyak diminati. “Ada investor yang beli setiap produk SBN mulai dari penerbitan pertama sampai sekarang,” ujar Luky.
Walaupun saat ini nilai investasi dari milenial masih kecil, Luky mengatakan ada hal positif yang bisa dilihat dari kenaikan jumlah investor milenial. Ia bilang bahwa setidaknya sudah ada keinginan dari milenial untuk menabung.
Selain itu, ia berpendapat hal ini akan dirasakan juga dalam jangka panjang. “Kebiasaan mereka menabung dan berinvestasi saja ini sudah luar biasa,” ujar Luky.
Baca Juga: Kupon SBR008 turun, strategi cashback jadi harapan
Selain itu, Loto juga menyampaikan bahwa penerbitan SBR008 ini digunakan untuk mengincar investor domestik. Ia bilang hal ini dilakukan agar tidak hanya berinvestasi namun masyarakat Indonesia bisa turut mendorong pembangunan dalam negeri dengan menutup defisit APBN yang masih sangat besar melalui pembelian SBR008 ini.
Ke depannya, Luky mengatakan penerbitan ORI rencananya juga akan dilakukan secara online. Meskipun demikian, Luky bilang untuk ORI penerbitannya akan lebih rumit karena sifatnya yang bisa diperdagangkan kembali. Sedangkan SBR lebih mudah dilakukan online karena tidak bisa diperdagangkan kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News