Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
Sebanyak Rp 2,8 triliun akan dikucurkan ke anak usaha, GPI, untuk menggaet 2 juta pelanggan baru di Bali dan Lombok.
Selain itu, sekitar Rp 213,44 miliar untuk melunasi biaya sewa jaringan kabel bawah laut.
Kemudian sekitar Rp 135 miliar dipakai sebagai modal kerja untuk membangun FTTH di Jawa melalui anak usaha INET. Sisanya dipakai untuk pengembangan layanan, pemasaran hingga biaya overhead lainnya.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Hari Ini (25/9), IHSG Berpotensi Menguat
“Jadi tipikal dari sisi aksi korporasi, penggunaan dana rights issue ini lebih arah growth story. Jadi emiten mengejar cerita pertumbuhan yang sifatnya agresif banget,” ucap Fath.
Apalagi untuk pengembangan di Bali dan Lombok, Fath menilai ada potensi pertumbuhan di dua daerah tersebut. Mengingat belum banyak pemain penyedia layanan internet di Bali dan Lombok.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati secara teknikal, INET membentuk pola upward bar didukung RSI yang menunjukkan sinyal positif. Sementara itu, volume mulai meningkat.
Baca Juga: Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR) yang Rajin Ekspansi ke Sektor Non-Batubara
Dalam jangka pendek, Nafan merekomendasikan add INET dengan target harga di Rp 272–Rp 306. Pada akhir perdagangan Kamis (2/10), INET ditutup menguat 6,52% ke level Rp 294.
Selanjutnya: Ramalan Zodiak dalam Karier & Keuangan Besok Jumat 3 Oktober 2025, Ada yang Tertekan
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak dalam Karier & Keuangan Besok Jumat 3 Oktober 2025, Ada yang Tertekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News