kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MTN batal, INAF gaet pinjaman Rp 150 miliar


Selasa, 15 September 2015 / 08:19 WIB
MTN batal, INAF gaet pinjaman Rp 150 miliar


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pelemahan rupiah yang terus terjadi, menyebabkan PT Indofarma Tbk (INAF) menata ulang rencana pendanaan untuk ekspansi bisnisnya. Emiten farmasi pelat merah ini memutuskan membatalkan penerbitan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) tahap kedua senilai Rp 115 miliar.

Yasser Arafat, Sekretaris Perusahaan INAF, mengatakan, perseroan sudah menerbitkan MTN termin A sebesar Rp 45 miliar bertenor tiga tahun pada Maret 2015 lalu. Semula, di tahun ini INAF menargetkan bisa menerbitkan MTN secara bertahap dengan total nilai Rp 160 miliar. Namun, MTN termin B senilai Rp 115 miliar yang seharusnya diteken pada kuartal II lalu, akhirnya batal terbit.

INAF merasa, bunga MTN itu terlalu tinggi. Sebagai gambaran, MTN tersebut menawarkan bunga sebesar 11,5% per tahun dan pembayaran bunganya berlangsung tiap triwulan. MTN itu digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan. Yasser mengatakan, untuk mengganti pendanaan dari MTN yang batal terbit, INAF telah mendapatkan dana yang lebih murah, yakni dari pinjaman dari bank BUMN. Nilainya sebesar Rp 150 miliar.

Namun, ia masih belum menyebutkan secara spesifik mengenai bunga dan tenor pinjaman bank tersebut. "Yang jelas, bunganya lebih rendah dibandingkan dengan bunga MTN," ujar Yasser kepada KONTAN, Senin (14/9). Ia menuturkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat berpengaruh cukup besar terhadap rencana bisnis INAF. Sejumlah ekspansi perseroan pun akan dimundurkan ke tahun depan.

Yasser menargetkan, belanja modal yang akan terserap sampai akhir tahun hanya sebesar Rp 94,5 miliar atau 70% dari target anggaran tahun 2015, senilai Rp 135 miliar. Sampai saat ini, realisasi belanja modal INAF baru sekitar 35% dari target.

Untuk menjaga suplai produksi, INAF tengah mengajukan revisi harga obat generik ke Kementerian Kesehatan. Tadinya, INAF meminta pemerintah hanya menaikkan harga menjadi 10%-15% di sisa tahun ini. Namun, memburuknya nilai tukar membuat INAF meminta kenaikan menjadi 20%-30%. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham INAF naik 0,76% menjadi Rp 133 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×