Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dollar dapat menyeret raihan kinerja emiten. Untuk menghadapi tekanan margin di tahun ini, PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) berencana menggenjot efisiensi.
"Tekanan margin pasti ada. Efisiensi harus. Kita akan mengurangi fee untuk distributor dan apotek," ucap Yasser Arafat, Sekretaris Perusahaan INAF, kepada KONTAN, Senin, (9/3).
Ia menyadari bahwa INAF tak bisa mengerek harga jual karena terbentur aturan Kementerian Kesehatan. Untuk itu, emiten farmasi ini merasa pengurangan iuran ke pihak yang melakukan distribusi merupakan pilihan yang tepat.
Selain itu, INAF juga melakukan antisipasi dengan menyimpan stok bahan baku yang cukup banyak. Dus, pembelian bahan baku tersebut dilakukan dalam denominasi Rupiah.
Pada akhir tahun lalu, penjualan INAF naik 3,75% dari Rp 1,33 triliun menjadi Rp 1,38 triliun. Sedangkan, beban pokok penjualannya meningkat 7% dari Rp 999,93 miliar ke posisi Rp 1,06 triliun. Yasser beralasan, kenaikan beban itu disebabkan oleh meningginya harga pokok penjualan produk pihak ketiga. Adapun, produk pihak ketiganya berporsi sekitar 50% sampai 60% terhadap penjualan INAF.
Tahun ini, INAF menargetkan kenaikan pendapatan sebesar 23,18% ke posisi Rp 1,7 triliun. Lalu laba yang dikantongi diproyeksikan melesat 2.744% dari Rp 1,16 miliar menjadi Rp 33 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News