kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Ini cara INAF siasati tekanan margin


Senin, 09 Maret 2015 / 16:56 WIB
Ini cara INAF siasati tekanan margin
ILUSTRASI. JAKARTA - Karyawan menunjukkan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dollar dapat menyeret raihan kinerja emiten. Untuk menghadapi tekanan margin di tahun ini, PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) berencana menggenjot efisiensi.

"Tekanan margin pasti ada. Efisiensi harus. Kita akan mengurangi fee untuk distributor dan apotek," ucap Yasser Arafat, Sekretaris Perusahaan INAF, kepada KONTAN, Senin, (9/3).

Ia menyadari bahwa INAF tak bisa mengerek harga jual karena terbentur aturan Kementerian Kesehatan. Untuk itu, emiten farmasi ini merasa pengurangan iuran ke pihak yang melakukan distribusi merupakan pilihan yang tepat.

Selain itu, INAF juga melakukan antisipasi dengan menyimpan stok bahan baku yang cukup banyak. Dus, pembelian bahan baku tersebut dilakukan dalam denominasi Rupiah.

Pada akhir tahun lalu, penjualan INAF naik 3,75% dari Rp 1,33 triliun menjadi Rp 1,38 triliun. Sedangkan, beban pokok penjualannya meningkat 7% dari Rp 999,93 miliar ke posisi Rp 1,06 triliun. Yasser beralasan, kenaikan beban itu disebabkan oleh meningginya harga pokok penjualan produk pihak ketiga. Adapun, produk pihak ketiganya berporsi sekitar 50% sampai 60% terhadap penjualan INAF.

Tahun ini, INAF menargetkan kenaikan pendapatan sebesar 23,18% ke posisi Rp 1,7 triliun. Lalu laba yang dikantongi diproyeksikan melesat 2.744% dari Rp 1,16 miliar menjadi Rp 33 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×