Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Minyak sawit alias crude palm oil (CPO) menguat untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir. Spekulasi importir dari India yang akan meningkatkan pembelian telah memicu reli harga minyak sawit. Apalagi, kenaikan minyak mentah mengangkat daya tarik minyak nabati sebagai bahan biofuel.
Kontrak CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange (MDE) sempat melesat 1,2% ke level RM 3.315 atau setara US$ 1.119 per metrik ton. Adapun, hingga pukul 14.00 WIB, harganya bergerak ke RM 3.308 atau sekitar US$ 1.116,06 per metrik ton.
Direktur Commodity Links Pte. Vijay Mehta menyebut, musim dingin sudah berakhir, permintaan minyak sawit musiman meningkat dari India, Pakistan dan Bangladesh. "Akan ada banyak perbaikan pada ekspor di paruh pertama Mei, seiring ekspor dari Malaysia dan Indonesia benar-benar naik. Permintaan sangat kuat," ujar Mehta.
Ekspor CPO Malaysia jatuh dalam 25 hari pertama di bulan Apri, dibanding periode yang sama bulan lalu. Sementara, data USDA menyebutkan, produksi Malaysia diperkirakan naik menjadi 18,4 juta ton tahun ini, mulai 1 Oktober, dari tahun lalu sejumlah 17,8 juta ton.
Mehta juga menyebut, harga minyak kedelai, sebagai rival CPO, sangat mendukung saat ini. Minyak kedelai untuk pengiriman Juli naik 0,5% ke US$ 13,92 per bushel di Chicago, dan diperdagangkan di level US$ 13,905, pada pukul 11.12 waktu Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News