kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Impack Pratama buka peluang akuisisi lagi di 2018


Selasa, 01 Mei 2018 / 15:45 WIB
Impack Pratama buka peluang akuisisi lagi di 2018
ILUSTRASI. Impack Pratama Industri IMPC


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen atap polycarbonate, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) menyatakan masih berminat melakukan akuisisi pada tahun ini. Akuisisi tersebut biasanya didasari motif perluasan pasar.

Sebelumnya, IMPC telah mengakuisisi dua perusahaan pada tahun lalu, yakni OCI International asal Malaysia dan Alsynite NZ Limited asal New Zealand. Keduanya menjadi distributor produk IMPC di ranah global.

Corporate Finance PT IMPC Chairul Kurniawan mengatakan, dengan adanya akuisisi tersebut, jumlah anak usaha perseroan bertambah menjadi 13 anak usaha. Sementara, penjualan ekspor terkerek dengan adanya akuisisi tersebut, di mana ekspor dari Alsynite dan OCI masing-masing berjumlah Rp 53 miliar dan Rp 2,6 miliar pada tahun lalu.

Chairul menyebut, perseroan tengah mempertimbangkan untuk akuisisi lagi. "Untuk dapat berkembang lagi kami cari peluang akuisisi. Memang ada rencana ke situ, kepastiannya kami masih memperhitungkan efek dari aksi tersebut," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (1/5).

Perusahaan juga punya dana internal apabila harus mencaplok perusahaan lainnya pada tahun ini. Namun, kata Chairul, jika dana internal ternyata belum cukup, IMPC tak sungkan mencari pinjaman.

Tahun ini, IMPC menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 64 miliar. "Kebanyakan untuk pembangunan gedung anak usaha kami PT Mulford Indonesia," sebut Chairul.

Bangunan tersebut juga merangkap showroom produk, yang investasinya mencapai Rp 37 miliar hanya untuk bangunan. Sedangkan sebagian lagi anggaran capex, Rp 23 miliar untuk penambahan mesin. "Lalu sisanya kami mau menambah kendaraan untuk armada distributor yang ada," papar Chairul.

Bisnis IMPC saat ini mendapatkan tantangan dari pasokan bahan baku impor, yang harganya tergantung fluktuasi mata uang. Di tengah rupiah yang melemah terhadap dollar Amerika Serikat, tentu IMPC harus waspada.

Maka, kata Chairul, peningkatan penjualan ekspor adalah hal yang harus segera direalisasi. "Oleh karena itu kami tingkatkan kalau kemarin porsi ekspor 21%, tahun ini harapannya bisa 25%," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×