Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di level 4%. Namun, melihat situasi saat ini serta kondisi ekonomi Indonesia banyak kalangan yang menilai ruang pemangkasan suku bunga masih terbuka. Selain itu, tren suku bunga rendah juga masih akan terus berlanjut.
Reksadana pasar uang yang berbasis suku bunga tentu akan terpengaruh dengan kondisi tersebut. Kendati demikian, secara bulanan, dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana pasar uang justru mengalami kenaikan paling tinggi.
Merujuk data dari Infovesta Utama, AUM reksadana pasar uang sepanjang Juli 2020 tercatat naik Rp 19 triliun secara bulanan (mom) menjadi Rp 493,104 triliun. Jumlah kenaikan tersebut cukup signifikan mengingat AUM reksadana pendapatan tetap yang mengalami kenaikan terbesar kedua hanya meningkat Rp 3,19 triliun secara mom.
Baca Juga: Total penerbitan reksadana baru capai 159 produk, diramaikan reksadana terproteksi
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai, prospek reksadana pasar uang masih akan cukup menarik ke depan. Walau ia tak menampik dari sisi kinerja akan mengalami penurunan.
“Rendahnya tren suku bunga saat ini akan membuat imbal hasil deposito di bank BUKU IV akan menurun, sedangkan bank di BUKU I, II, dan III masih kompetitif. Secara kinerja, reksadana pasar uang secara umum berpotensi akan lebih rendah dari tahun lalu,” kata Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Jumat (21/8).
AUM reksadana pasar uang di Panin AM sendiri pada Juli 2020 tercatat bertambah Rp 30,92 miliar secara mom menjadi Rp 530,710 miliar. Namun, Rudiyanto menyebut, kenaikan tidak hanya terjadi di reksadana pasar uang, namun merata di semua jenis reksadana karena imbas dari naiknya harga aset dasar.
Rudiyanto mengaku, Panin AM tidak memiliki strategi khusus dalam menyusun portofolio untuk reksadana pasar uang mereka. Masih sama seperti selama ini, yakni kombinasi antara deposito di bank BUKU III dan IV dengan obligasi jangka pendek.
“Reksadana pasar uang masih menarik karena menjadi pilihan untuk dana darurat serta jangka pendek sehingga orientasi utamanya memang bukan mengincar imbal hasil. Namun pada akhir tahun nanti imbal hasil reksadana pasar uang setidaknya ada di kisaran 4,5% - 5,5%,” imbuh Rudiyanto.
Baca Juga: Manajer Investasi Rombak Rencana Peluncuran Produk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News