Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) atau obligasi pemerintah turun dalam pekan ini. Pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan stabilnya inflasi domestik dinilai menjadi pemicu.
Pada Rabu (1/10/2025), imbal hasil SUN tenor 10 tahun turun ke 6,36% dari 6,45% pada akhir pekan lalu. Sementara itu, yield SUN tenor 5 tahun juga turun ke 5,53% dari sebelumnya 5,63% di akhir pekan.
Fixed Income Analyst PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Ahmad Nasrudin mengatakan, penurunan imbal hasil SUN didorong oleh sentimen positif di pasar.
Baca Juga: Penawaran Lelang SUN Selasa (23/9) Rp 98,47 Triliun, Pemerintah Serap Rp 33 Triliun
Pertama, pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI). Pasalnya, penurunan suku bunga acuan membuat instrumen berbasis bunga seperti obligasi menjadi lebih menarik. “Hal ini mendorong harga obligasi naik dan yield turun,” terangnya kepada Kontan, Selasa (30/9/2025).
Dari global, aksi pelonggaran moneter global turut mempengaruhi penurunan yield. Sinyal dari Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga menandakan fase pelonggaran moneter yang lebih agresif.
Ahmad mencermati, faktor ini berpotensi memicu arus modal masuk ke negara-negara berkembang seperti Indonesia yang menawarkan yield lebih tinggi.
Namun demikian, terdapat tekanan jual oleh investor asing yang turut menjadi sentimen negatif bagi pasar.
“Dengan spread suku bunga dengan pasar Amerika Serikat (AS) yang semakin tipis, daya tarik obligasi pemerintah relatif berkurang,” imbuhnya.
Baca Juga: Pasar Obligasi Mulai Stabil, Yield SUN Turun Pasca Reshuffle Kabinet
Selain itu, investor juga dapat mencermati rupiah yang tertekan oleh kebijakan ekspansioner fiskal melalui suntikan dana ke perbankan.
“Jika pada saat yang sama aliran masuk dolar AS ke pasar domestik tidak dapat mengimbangi, rupiah akan makin lemah,” terang Ahmad.
Bagaimanapun, ia memandang prospek obligasi negara masih positif hingga akhir tahun, terutama di tengah tren suku bunga layu.
Ahmad melihat, meskipun suku bunga domestik sudah rendah, yield obligasi Indonesia masih kompetitif dan dianggap lebih tinggi dibandingkan dengan pasar negara berkembang lainnya.
“Dengan begitu, pasar domestik dilihat menjadi pilihan yang menguntungkan bagi investor global,” tambahnya.
Ahmad memproyeksikan, yield obligasi pemerintah akan melanjutkan tren penurunannya. Walaupun volatilitas jangka pendek tetap tinggi, penurunan suku bunga BI dan global akan jadi penopang.
Dus, hingga akhir tahun, ia menaksir yield SUN 5 tahun dapat turun ke rentang 5,00% - 5,40%. Sementara itu, Ahmad memperkirakan yield SUN 10 tahun akan berada di kisaran 6,00% - 6,25%.
Selanjutnya: Zurich Asuransi Indonesia Proyeksikan Rasio Klaim Tetap Stabil hingga Akhir 2025
Menarik Dibaca: 7 Zodiak yang Paling Kompetitif, Capricorn Salah Satunya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News