kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Imbal hasil obligasi Indonesia 10 tahun 5,8-6,3% pada tahun ini


Rabu, 17 Januari 2018 / 23:05 WIB
Imbal hasil obligasi Indonesia 10 tahun 5,8-6,3% pada tahun ini


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adrian Panggabean, Chief Economist Treasury and Capital Markets PT Bank CIMB Niaga  mengatakan secara makro pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018 tidak akan jauh berbeda tahun sebelumnya. Adrian memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 5,2%.

Angka ini berada di bawah prediksi pemerintah dan lembaga internasional yang memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahu ini bisa mencapai 5,3%. Menurut Adrian, tahun ini tidak banyak katalis yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi jadi lebih bergairah.

Sebut saja, katalis yang berasal dari kebijakan moneter, menurut Adrian pemerintah di tahun ini tidak bisa menurunkan suku bunga kembali.

Selanjutnya, katalis yang berasal dari kebijakan fiskal juga Adrian lihat tidak akan membawa dampak signifikan. "Satu-satunya daya dorong muncul dari anggaran pembangunan di dalam APBN yang digeser jadi anggaran rutin dan bisa nambah belanja," kata Adrian, Rabu (17/1)

Jika benar pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018 hanya di level 5,2% atau tidak jauh dari 5,1% maka dinamika inflasi juga diproyeksikan tidak akan berubah banyak. Adrian memproyeksikan inflasi di 2018 bergerak di 3%.

Dari proyeksi kondisi diatas Adrian menyimpulkan pertumbuhan risiko Indonesia di tahun ini menjadi minim. "Tidak banyak upside dan downside," kata Adrian.

Sementara, rata-rata pergerakan rupiah di 2018 berada di Rp 13.200. Menurut Adrian indeks dollar di 2018 tidak akan menguat. Penyebabnya, mata uang Euro diprediksikan lebih kuat dari pada dollar AS.

"Mata uang global currency againts US Dollar indeksnya bisa jadi di level 87-93," kata Adrian. Tidak adanya tanda-tanda Yuan akan depresi maka rupiah juga diprediksikan tidak mengalami depresi di 2018.

Mengenai dana asing yang masuk ke pasar Indonesia, Adrian mengatakan ketertarikan asing untuk masuk ke pasar investasi Indonesia akan bertambah seiring dengan investment grade yang Indonesia dapatkan. Bahkan, menurut Adrian Indonesia mempunyai peluang untuk masuk indeks obligasi pasar lain seperti Citi dan Barclays.

Dana asing berpotensi mengalir pasar obliagsi Indonesia juga didukung dengan yield US Treasury yang cenderung stabil meski AS telah menaikkan beberapa kali suku bunganya. Adrian memprediksikan yield US Treasury bond di 2018 tidak akan lebih dari 2,7%. Jika hal ini terjadi, ditambah credit default swap (CDS) Indonesia yang turun terus akan membuat Indonesia semakin menarik investor luar.

Dengan proyeksi kondisi makro tersebut, Adrian memperkirakan yield obligasi tenor 10 tahun Indonesia akan berada di rentang 5,8%-6,3% di tahun ini. Pasar obligasi pun berpotensi catatkan imbal hasil sebesar 8%-10%.

Semenatra Hanif Mantiq Direktur PT Avrist Asset Management mengaku cukup optimistis pasar modal Indonesia akan kembali rally meski tidak setinggi 2017. Sedangkan, untuk pasar obligasi kami perkirakan imbal hasil surat utang negara (SUN) berada pada kisaran 9% dan pasar saham akan tumbuh diatas 10% atau menembus level 7.000.

Keyakinan tersebut, Hanif dasari dengan melihat derasnya arus dana asing yang masuk ke pasar saham dan obligasi. Tercatat per 15 Januari 2018 investor asing menambah investasi di pasar saham sebanyak Rp 4,6 triliun dan di pasar obligasi sebanyak Rp 25 triliun.

Hal ini mengakibatkan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 1,2% di periode tersebut dan indeks IBPA Indobex Government Total Return naik 1,6% di periode yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×