kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Imbal Hasil Obligasi AS Turun, Simak Proyeksi Rupiah pada Perdagangan Senin (5/3)


Minggu, 05 Maret 2023 / 14:41 WIB
Imbal Hasil Obligasi AS Turun, Simak Proyeksi Rupiah pada Perdagangan Senin (5/3)
Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023).Imbal Hasil Obligasi AS Turun, Simak Proyeksi Rupiah pada Perdagangan Senin (5/3).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpeluang menguat di tengah koreksi mata uang dolar Amerika Serikat (AS) akibat turunnya imbal hasil obligasi AS. Namun, penguatan kemungkinan bakal terbatas dan bahkan berpotensi melemah.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, nilai tukar rupiah berpotensi menguat di tengah sentimen risk-on di pasar. Hal ini menyusul terkoreksinya dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi AS.

“Tetapi, penguatan kemungkinan akan terbatas, mengingat tren pada data ekonomi yang kuat dari AS masih akan berlanjut,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Sabtu (4/3).

Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 15.303 Pada Jumat (3/3) Pagi Saat Mata Uang Asia Kompak Menguat

Lukman bilang, rilis data tenaga kerja Non Farm Payroll (NFP) AS bakal menjadi perhatian selanjutnya di pekan depan. NFP AS diperkirakan masih kuat dengan penambahan 200.000 pekerjaan.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede justru melihat rupiah berpotensi bergerak melemah terbatas di perdagangan Senin (6/3). Hal tersebut karena melihat adanya kenaikan pada data US Services Purchasing Manager Index (PMI) di hari Jumat (3/3).

Mengutip Tradingeconomics, S&P Global US Services PMI berada di level 50,6 pada Februari 2023, sedikit berubah dari perkiraan awal 50,5 dan lebih tinggi dari 46,8 saat Januari 2023. Data terbaru mengisyaratkan peningkatan marjinal dalam aktivitas bisnis, yang mengakhiri rangkaian kontraksi selama tujuh bulan.

Josua menjelaskan bahwa Rupiah cenderung bergerak melemah di sepanjang pekan ini, terutama pada hari Kamis dan Jumat. Hingga hari Rabu, Rupiah cenderung diperdagangkan menguat akibat melemahnya beberapa indikator ekonomi AS dan juga sentimen positif dari rilis data PMI China.

Pada hari Kamis dan Jumat, Rupiah cenderung melemah setelah sentimen hawkish dari pejabat Fed yang mendorong tren penguatan dolar AS dan juga yield US Treasury hingga menembus level 4%.

Baca Juga: Proyeksi Rupiah Hari Ini, Kamis (2/3), Setelah Kemarin Menguat

Alhasil, rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,2% secara harian ke level Rp 15.311 pada Jumat (3/3). Dalam sepekan, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,54%.

Sementara, kurs rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah 0,21% secara harian pada Jumat (3/3) ke level Rp 15.306 per dolar AS. Dalam sepekan, kurs rupiah Jisdor melemah 0,58%. 

Josua memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.275 – Rp 15.375 per dolar AS di perdagangan besok, Senin (6/3). Sedangkan, Lukman memproyeksikan rupiah bakal diperdagangkan pada rentang Rp 15.250 per dolar AS – Rp 15.400 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×