kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Imbal hasil obligasi akan semakin tinggi


Jumat, 30 Agustus 2013 / 08:33 WIB
Imbal hasil obligasi akan semakin tinggi
ILUSTRASI. TikTok logos are seen in this illustration taken February 15, 2022.? REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Dina Farisah, Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Dampak sesaat kenaikan suku bunga acuan BI rate sebesar 50 basis poin meniadi 7% langsung terasa di pasar obligasi. Indeks harga surat utang negara (SUN) naik dari titik terendah sepanjang 2013, kemarin.

Indeks harga SUN sempat menyentuh rekor terendah di tahun ini sebesar 94,83, Rabu (28/8). Tapi, kemarin, indeks harga SUN kembali merangkak naik menjadi 94,96.

Kenaikan BI rate memang bisa memicu permintaan imbal hasil yang lebih tinggi di pasar obligasi. Namun, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto yakin, yield SUN tidak akan naik signifikan.

Ia bilang, yield SUN acuan bertenor 10 tahun, semisal, sudah naik 319 basis poin ke 8,8% secara year to date. Kenaikan ini lebih tinggi ketimbang BI rate yang naik 75 basis poin. "Kenaikan yield SUN sudah price in. Sehingga dengan kenaikan BI rate 50 basis poin, yield SUN tidak akan naik terlalu tinggi," ujar Handy, Kamis (29/8).

Dia menduga, BI rate masih bisa merangkak naik ke 7,5 % hingga akhir tahun. Dengan estimasi tersebut, yield SUN bertenor 10 tahun bisa berada di level 8,9% akhir tahun ini. 

Setali tiga uang, Ariawan, analis Sucorinvest Central Gani mengatakan, dampak kenaikan BI rate terhadap yield obligasi tidak akan signifikan karena investor sudah memprediksi kenaikan suku bunga. Di sisi lain, kenaikan yield sudah tinggi. Hitungan dia, kenaikan yield obligasi hanya sekitar 20 basis poin sampai 30 basis poin.

Sedangkan, Desmon Silitonga, analis obligasi Millenium Danataman menduga, yield SUN 10 tahun bisa lebih dari 9% setelah BI rate naik. "Kondisi seperti ini akan mengerek yield SUN tenor-tenor menengah dan panjang karena risikonya lebih tinggi dibandingkan tenor pendek," kata Desmon. Dia memperkirakan, yield SUN tenor pendek akan berada di kisaran 7% hingga 8%.

Kendati imbal hasil SUN naik, tak membuat harga obligasi tertekan. Justru, analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Fakhrul Aufa menebak, euforia kenaikan BI rate akan mengerek harga obligasi hingga akhir pekan ini. Namun, investor perlu mewaspadai koreksi harga, bila inflasi bulan Agustus 2013 masih tinggi.

Potensi kenaikan yield SUN akan membuat ongkos penerbitan SUN menjadi semakin mahal. Toh, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Loto Srinaita Ginting bilang, pemerintah belum berniat mengurangi penerbitan SUN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×