Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
Paula mengatakan pandemi memang menekan seluruh lini bisnis termasuk juga operasional Solo Grand Mall yang menjadi aset DIRE Ciptadana yang lain, yaitu Properti Indonesia (XCID). Namun, Paula bersyukur pemerintah Kota Solo menerapkan Kejadian Luar Biasa (KLB), bukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga mal tersebut tetap buka, meski dengan pengurangan jam operasi.
Baca Juga: DIRE Ciptadana Properti Ritel bagikan dividen kedua di tahun 2020
Paula berharap pembayaran dividen XCID ke depan bisa sesuai jadwal. Sebelumnya, pada 20 Mei XCID berhasil membagikan dividen kepada 350 pemegang sahamnya.
Sementara, Paula mengatakan hingga saat ini pembayaran imbal hasil masih berjalan lancar untuk DIRE Ciptadana Properti Industri Indonesia yang memiliki aset real estat gedung kantor dan pabrik. "Pembayaran sewa di sektor real estat diperkirakan masih akan tetap bertahan di tengah pandemi," kata Paula, Senin (22/6).
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan fokus instrumen DIRE adalah mendapat imbal hasili dari pendapatan sewa dan peningkatan harga properti. Di tengah pandemi seperti ini, Wawan memproyeksikan sulit bagi sektor properti untuk bangkit. "Kenaikan harga properti kemungkinan naik di tahun depan, sementara bisnis hotel tahun depan masih belum tentu membaik," kata Wawan.
Namun, Wawan memproyeksikan bagi DIRE yang memegang aset mal, arus pendapatan masih bisa masuk karena kebijakan kenormalan baru yang memperbolehkan mal buka.
Sementara, real estat perkantoran memang berpotensi lebih bertahan karena kontrak penyewaan biasanya berlanjut. Namun, Wawan memproyeksikan pandemi berpotensi menurunkan harga sewa. Alhasil, imbal hasil dari DIRE berpotensi lebih rendah dari tahun lalu.
Begitu pun imbal hasil dari Dinfra yang memiliki aset tol. "Tol memang tidak ditutup tetapi pembagian dividen yang lebih rendah tetap bisa terjadi karena aktivitas penggunakan tol saat ini bisa lebih rendah dari sebelum pandemi menyerang," kata Wawan.
Baca Juga: BEI masih mengantongi 20 calon emiten dalam pipeline IPO
Dalam jangka pendek, Wawan memproyeksikan dana kelolaan KIK DIRE dan Dinfra berpotensi menurun. Begitupun dengan peluncuran produk baru. Namun, bila ada manajer investasi yang meluncurkan produk KIK dengan aset rumah sakit, Wawan memproyeksikan instrumen tersebut akan menarik di tengah pandemi.
"Bagaimanapun kurva pandemi belum melandai, jika PSBB diberlakukan kembali, maka imbal hasil DIRE di sektor properti akan makin menurun," kata Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News