Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Banyaknya orang yang mengaitkan teror bom Jakarta dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dirasakan kurang pas. Analis berpendapat bahwa harus melihat dengan lebih terang, sentimen apa yang mempengaruhi penurunan indeks pada hari ini.
Reza Priyambada, Analis NH Korindo Securities Indonesia mengatakan penurunan indeks yang terjadi hari ini lebih disebabkan sentimen global daripada teror bom. Pergerakan IHSG tidak selalu bisa dikaitkan dengan yang terjadi saat ini, harus dilihat sentimen-sentimen yang mempengaruhinya.
"Intinya sebenarnya jangan terlalu berlebihan dalam menanggapi sentimen, terutama ke IHSG. Harus lihat sentimen dengan detail apa yang mempengaruhi, tidak semua kejadian dianggap berpengaruh ke IHSG," ujarnya, (14/1).
Menurutnya, seharusnya investor memang tidak panik menyikapi teror bom tersebut. Investor harus mencermati apa yang terjadi sebelum melakukan keputusan khususnya melakukan aksi jual. Pasalnya, kejadian tersebut tidak banyak mempengaruhi iklim investasi.
Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap kejadian teror bom tidak akan berpengaruh kepada investor asing. Pasalnya ada kekhawatiran bahwa kejadian tersebut akan membuat image kondisi keamanan Indonesia yang tidak kondusif.
"Ini akan menjadi isu yang menglobal dan harapannya ini tidak membuat investor untuk jadi takut ke Indonesia," ujarnya.
Hari ini indeks ditutup 0,53% atau 23,999 poin ke level 4.513,181 pukul 16.14 WIB. Tercatat 184 saham bergerak turun, 82 saham bergerak naik, dan 78 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 4,30 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,05 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News