kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,31   14,00   1.54%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG terus merosot sejak awal 2020, BEI: Belum ada perusahaan tunda IPO


Senin, 02 Maret 2020 / 16:32 WIB
IHSG terus merosot sejak awal 2020, BEI: Belum ada perusahaan tunda IPO
ILUSTRASI. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus merosot sejak awal 2020. Hingga perdagangan Jumat (28/2), IHSG anjlok 13,44% ke level 5.452,70. Pada penutupan perdagangan Senin (2/3), IHSG melorot 1,68% ke 5.361. Alhasil, per hari ini, IHSG sudah melorot 14,89% secara year to date. 

Meskipun begitu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, penurunan IHSG ini belum menyurutkan minat perusahaan untuk melaksanakan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).  

Baca Juga: Dua WNI positif corona, IHSG anjlok 1,68% ke 5.361 pada akhir perdagangan hari ini

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, sejauh ini, ada 24 perusahaan dalam pipeline IPO BEI. "Dari 24 perusahaan yang sudah submit dokumen, sampai saat ini kami belum menerima informasi apapun terkait penundaan," kata dia di Gedung BEI, Jakarta, Senin (2/3). 

Menurut Nyoman, sebanyak 24 perusahaan dalam pipeline IPO ini berasal dari berbagai sektor dan menggunakan laporan keuangan tahun buku 2019, mulai dari September hingga Desember 2019. 

Sayangnya, Nyoman enggan membeberkan berapa jumlah perusahaan yang akan IPO pada Maret 2020. Yang pasti, kata dia semuanya masih dalam proses.

Sementara itu, dari pasar surat utang, Nyoman mencatat ada 13 rencana penerbitan obligasi. "Saat ini obligasi masih on schedule. Mungkin itu data yang bisa kami sampaikan," ucap Nyoman. 

Menurut dia, proses BEI untuk mendapatkan perusahaan tercatat baru masih terus berjalan. Pekan lalu, BEI melakukan kunjungan ke Palembang dan bertemu dengan 36 calon perusahaan tercatat untuk membicarakan proses agar dapat melantai di BEI. 

Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi juga menyampaikan, minat IPO sepanjang tahun ini masih bagus. Hal itu terlihat dari realisasi jumlah emiten baru sepanjang tahun 2020 yang sebanyak 14 perusahaan. 

Menurut Hasan, jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi emiten baru di awal tahun yang pernah BEI raih. 

"Minat IPO masih bagus tapi bahwa timing yang dipilih nanti berubah itu kemungkinan bisa saja. Untuk saat ini, yang merencanakan IPO belum menunjukkan upaya menunda," kata dia Kamis (27/2). 

Baca Juga: Satu setengah jam jelang penutupan perdagangan, IHSG melorot ke level 5.375

Hasan mengungkapkan, tahun ini, BEI akan tetap menyasar emiten-emiten baru berskala cukup besar demi mendorong investasi baru dari investor. Ia menargetkan, setidaknya ada tiga perusahaan tercatat baru dengan nilai emisi besar pada 2020.  

BEI juga tengah menjalin pembicaraan dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melihat kemungkinan anak usaha atau cucu usaha BUMN mencatatkan sahamnya tercatat di BEI. 

Sayangnya, Hasan belum bisa menyebutkan perusahaan BUMN apa saja yang sudah menjalin komunikasi dengan BEI. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×