Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup dalam hingga 1,16% ke level 5.953,06 pada penutupan perdagangan di hari Kamis (28/11). Secara year to date IHSG sudah mengalmai penurunan hingga 3,90%.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan, ada beberapa faktor yang memengaruhi melemahnya IHSG, seperti melemahnya harga saham-saham blue chips.
Baca Juga: Menguat tipis hari ini, rupiah akan begerak flat Jumat (29/11)
“Salah satunya mungkin gara-gara reksadana Minna Padi Aset Manajemen (MPAM) yang dibubarkan OJK. Jadi mereka kan harus melepas portfolio dan banyak saham-saham blue chips,” katanya pada Kontan, Kamis (28/11).
Dalam kondisi ini, ia bilang menjadi kesempatan investor untuk membeli saham-saham yang tengah mengalami penurunan harga. Pasalnya setelah proses pelepasan saham yang ada di portofolio MPAM rampung, harga-harga saham yang ada dalam portfolio tersebut bisa menguat kembali.
“Dari sisi kinerjanya mereka masih bagus, hanya karena ada tekanan jual dari MPAM,” tambahnya.
Baca Juga: Telkom (TLKM) akan bangun data center, berikut rekomendasi analis
Ia memprediksi tekanan akibat aksi jual ini tak akan berlangsung lama. Sampai tutup tahun Suria memprediksi IHSG akan kembali menguat ke level 6.150 sampai 6.200.
Adapun sentimen positif yang bisa membawa IHSG ke level 6.200 yakni aksi window dressing di akhir tahun yang secara historical bisa meningkatkan IHSG rerata naik 3%.
Baca Juga: Jakarta Islamic Index (JII) dan JII70 punya anggota baru Desember besok, siapa saja?
Selain itu, menurutnya melemahnya kinerja IHSG juga dipengaruhi oleh amblesnya harga saham blue chips di luar portfolio MPAM misalnya saja GGRM dan HMSP yang melemah lantaran tarif cukai naik per tahun depan.
Ia menyarankan investor untuk membeli saham-saham dengan fundamental yang baik. Ia investor untuk buy saham BMRI dengan target harga Rp 8.900 per saham, kemudian beli saham BBNI dengan target harga Rp 10.600 per saham, dan Rp 2.600 per sahamBaca Juga: Bursa saham dunia jatuh pasca ketegangan AS dan China berkobar lagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News