kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG terkena demam corona, simak rekomendasi dari tiga analis ini


Senin, 02 Maret 2020 / 20:18 WIB
IHSG terkena demam corona, simak rekomendasi dari tiga analis ini


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen corona (Covid-19) kembali menyengat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini. Pada penutupan perdagangan, IHSG kembali ditutup melemah 1,68% ke level 5.361,246. Pelemahan ini sekaligus melengkapi pergerakan IHSG yang melemah 7,68% dalam sepekan.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai dalam waktu dekat indeks akan menguji di level 5.251. Jika IHSG ‘jebol’ di bawah level ini, maka skenario terburuk IHSG bisa menyentuh level 5.022. Aksi jual yang terus dilakukan asing juga akan meningkatkan peluang IHSG untuk menyentuh level support tersebut.

Baca Juga: Terpapar virus corona, IHSG berpotensi ke 5.022 dalam jangka pendek

Sukarno menilai intervensi Bank Indonesia (BI) Bank Indonesia dalam menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas) dan rupiah bakal menjadi sentimen positif bagi IHSG. “Tujuannya untuk meningkatkan likuiditas perbankan,” terang Sukarno kepada Kontan.co.id, Senin (2/3).

Namun, efek dari penurunan rasio GWM terhadap indeks sektor keuangan (finance) tergantung dari faktor transaksi yang dilakukan pasar, seperti aksi jual asing (net sell). Sebab, dikhawatirkan sentimen positif ini malah dimanfaatkan untuk keluar dari pasar.

Per hari ini (2/3), indeks sektor keuangan (finance) menjadi indeks sektoral yang mengalami penurunan paling rendah. Secara year-to-date, sektor finance memberikan return -10,58%. Penurunan paling tajam terjadi pada sektor agrikultur yang sejak awal tahun terkoreksi 24,66%.

Baca Juga: Virus corona masuk Indonesia, ini proyeksi IHSG untuk perdagangan Selasa (3/3) besok

Hari ini pun investor asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) hingga Rp 325,37 miliar di pasar reguler. Dalam sepekan, asing telah membawa kabur dananya dari pasar ekuitas domestik hingga Rp 3,69 triliun di pasar regular dan Rp 3,95 triliun di semua pasar.

Sukarno tetap merekomendasikan investor agar selalu berhati-hati dan wait and see dalam kondisi pasar saat ini.

Senada, Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga menyarankan agar investor wait and see dalam kondisi saat ini. William bilang, investor mulai bisa melirik emas sebagai safe haven untuk jangka pendek.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu justru menilai ada beberapa sektor yang berpotensi menguat di tengah pelemahan indeks. Dessy bilang, saham-saham defensif tersebut adalah sektor fast moving consumer goods (FMCG), farmasi, rumah sakit, dan tambang logam (metal mining).

Baca Juga: Hentikan sementara transaksi short selling, BEI: Ini intervensi yang paling minim

Adapun saham-saham yang bisa dicermati adalah saham PT Indofood Sukes Makmur Tbk (INDF), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Dus, strategi yang bisa dilakukan adalah melakukan akumulasi beli dengan memanfaatkan pelemahan indeks saat ini.

Baca Juga: Pengumuman pasien positif virus corona membuat IHSG kembali longsor ke 5.361,246

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×