Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,96% ke level 6.968,64 pada Kamis (19/6).
Rully Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist PT Mirae Asset Sekuritas menilai pada dasarnya pergerakan IHSG dalam beberapa bulan terakhir sangat dipengaruhi oleh sentimen global.
“Eskalasi dan de-eskalasi dari tensi dagang AS-China menjadi faktor utama pemicu volatilitas pasar saham global, yang juga berdampak besar kepada perkembangan pasar saham di dalam negeri,” papar Rully kepada Kontan, Kamis (19/6).
Kilas balik, kondisi global sempat mendingin pada Mei dengan penundaan kebijakan tarif. Namun, kini Rully menilai penguatan IHSG yang terjadi sejak bulan Mei tak turut disokong fundamental ekonomi yang kuat.
Alhasil, koreksi tajam IHSG yang sudah diprediksi terealisasi juga.
Baca Juga: Apa Penyebab IHSG Melorot ke Bawah Level 7.000?
Dalam situasi saat ini, sektor pilihan Rully jatuh kepada komoditas energi dan tambang, khususnya minyak dan emas. “Yang mungkin masih bisa mendapatkan dampak positif dari kenaikan harga minyak, dan aset safe haven seperti emas,” sebutnya.
Nah, ke depannya, Rully menilai, pasar masih menunggu hasil negosiasi dagang AS dengan mitra-mitra dagangnya. Terutama, dengan China.
Hingga akhir tahun, Rully masih memprediksi IHSG di level 6.900 dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. Meski, Rully masih optimistis program strategis masih berpotensi jadi pendorong pertumbuhan dalam negeri.
Selanjutnya: Hasil Investasi Dana Pensiun Terkoreksi pada Kuartal I 2025, Ini Penjelasan ADPI
Menarik Dibaca: 5 Tanaman yang Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental Anda, Ada Lidah Buaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News