Reporter: Adinda Ade Mustami, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) penuh semangat mengawali pekan pertama April dengan kembali menembus rekor tertingginya, Senin (3/4). Mengacu data RTI, indeks lompat 0,62% atau 34,495 poin ke level 5.602,601 pada sesi I perdagangan.
Tercatat 164 saham bergerak naik, 142 saham bergerak turun, dan 95 saham stagnan. Volume perdagangan 5,59 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,38 triliun.
Delapan dari 10 indeks sektoral mendorong penguatan IHSG pada perdagangan pagi. Sektor perdaganga memimpin penguatan 1,55%. Sementara, dua sektor yang memerah yakni konstruksi turun 1,05% dan agrikultur turun 0,19%.
Saham-saham top gainers LQ45 antara lain; PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 5% ke Rp 27.825, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 4,29% ke Rp 1.825, dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) naik 4,07% ke Rp 2.810.
Saham-saham top losers LQ45 antara lain; PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) turun 5,14% ke Rp 332, PT Hanson International Tbk (MYRX) turun 4,93% ke Rp 135, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 1,35% ke Rp 1.825.
Sedangkan, aksi beli asing pada sesi I ini mencapai Rp 249,824 miliar. Di pasar reguler, beli bersih asing Rp 231,688 miliar.
Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, indeks harga konsumen (IHK) Maret 2017 tercatat deflasi 0,02%. Angka ini diluar proyeksi Bank Indonesia (BI) berdasarkan hasil survei mingguan hingga pekan ketiga Maret 2017 yang tercatat inflasi sebesar 0,05%.
"Dengan deflasi 0,02%, maka inflasi tahunan Maret 2017 3,61%. Sementara inflasi tahun kalender Januari ke Maret 2017 itu 1,19%," kata Kepala BPS Suhariyanto saat konferensi pers di kantornya.
Sebelumnya, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan, sentimen ekonomi dari dalam negeri yang relatif kondusif menjadi salah satu faktor yang masih menopang IHSG.
"Pada pekan ini pasar akan menyikapi data inflasi, diperkirakan inflasi pada Maret secara tahunan (yoy) lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya. Realisasi inflasi Maret yang lebih rendah dari bulan sebelumnya itu menjadi salah satu indikator menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia dalam keadaan baik," katanya dikutip dari Antara.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya wijaya menambahkan bahwa masih adanya aksi beli oleh investor asing menunjukkan peluang bagi IHSG untuk melanjutkan kenaikan kembali terbuka.
"Jika terjadi koreksi, dapat dimanfaatkan sebagai peluang akumulasi pembelian mengingat faktor teknikal IHSG juga masih berada dalam tren penguatan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News