kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

IHSG Rawan Terkoreksi, Ini Pilihan Saham Untuk Akhir Pekan


Kamis, 05 Oktober 2023 / 19:17 WIB
IHSG Rawan Terkoreksi, Ini Pilihan Saham Untuk Akhir Pekan
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham untuk perdagangan akhir pekan


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali gugur di zona pada akhir perdagangan Kamis (5/10). Padahal sepanjang hari IHSG bergerak di zona hijau.

Sayangnya pada pukul 15:30 WIB, indeks komposit ini terjun ke zona merah dan menutup perdagangan di level 6.872,82. Ini turun 0,17% atau 11,75 poin dari penutupan Rabu (4/10).

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menjelaskan secara teknikal, IHSG membentuk pola inverted dragonfly doji yang menyiratkan ada tekanan jual cukup besar.

Di sisi lain, para pelaku pasar sedang harap-harap cemas menantikan rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan akan publikasikan pada Jumat (6/10) malam.

Baca Juga: IHSG Turun 0,17% ke 6.874 Hari Ini (5/10), SIDO, TPIA, KLBF Top Gainers LQ45

"Ini menjadi perhatian karena data ketenagakerjaan AS merupakan salah data yang paling menentukan arah kebijakan The Fed selain inflasi," kata Alrich, Kamis (5/10).

Adapun CME FedWatch Tools mencatatkan peluang kenaikan The Fed Rate pada FOMC 1 November 2023 sebesar 20,5%. Sementara di Desember 2023 potensi kenaikan suku bunga mencapai 33%.

"Dengan demikian, pasar berspekulasi The Fed akan kembali menahan kenaikan suku bunga acuan di FOMC November 2023," jelas Alrich.

Hal itu turut memberi sedikit angin segar bagi nilai tukar rupiah. Hingga akhir perdagangan Kamis (5/10), rupiah ditutup menguat 0,11% ke level Rp 15.615 per dolar AS.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG akan rawan koreksi dengan support di 6.839 dan resistance 6.929. IHSG akan dipengaruhi oleh sentimen global terkait dengan data perdagangan AS.

Rencananya data neraca perdagangan AS akan dirilis pada Kamis (10/5) malam. Konsensus memproyeksikan neraca perdagangan AS berada di defisit US$ 63,3 miliar.

"Dari global akan dipengaruhi oleh rilis data perdagangan AS. Sementara di dalam negeri akan ada rilis data cadangan devisa Indonesia," kata Herditya.

 

Untuk akhir pekan ini, Herditya mengatakan investor dapat mencermati saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di kisaran Rp 3.810 hingga Rp 3.970.

Kemudian saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dengan support di Rp 3.020 dan resistance Rp 3.120. Terakhir saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) di kisaran Rp 3.040–Rp 3.120.

Top picks Phintraco Sekuritas jatuh pada saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan UNVR.

Tak hanya itu, investor dapat melirik saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Lalu, rebound lanjutan pada saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×