Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau selama empat hari berturut-turut. Sejak Senin (8/11) sampai dengan Kamis (11/11), IHSG secara akumulasi sudah naik 1,66% ke level 6.691,34 dari 6.581,79.
Untuk perdagangan Jumat (12/11), Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memprediksi, IHSG akan turun seiring adanya potensi aksi ambil untung (profit taking). Terlebih lagi, jika IHSG kembali tertahan pada level resistance kuat 6.680-6.700.
Secara teknikal, Stochastic RSI juga memasuki area jenuh beli. Menurut Valdy, resistance IHSG saat ini berada di level 6.700 dengan support di 6.580.
Valdy menambahkan, faktor lain yang mendasari proyeksi fluktuasi IHSG adalah penurunan rata-rata nilai transaksi sejak awal November 2021, dibandingkan rata-rata nilai transaksi di Oktober 2021. "Hal di atas mengindikasikan sikap pelaku pasar yang cenderung hati-hati seiring peningkatan uncertainty risk," ucap Valdy, Kamis (11/11).
Baca Juga: Wall Street berupaya bangkit setelah koreksi dua hari sebelumnya
Salah satu faktor yang mendorong kenaikan uncertainty risk (risiko ketidakpastian) adalah kenaikan signifikan tingkat inflasi di Oktober 2021 yang terjadi di Amerika Serikat, Jerman, China, dan sejumlah negara manufaktur lain. Hal ini memicu spekulasi normalisasi kebijakan moneter yang lebih agresif dari bank sentral Amerika Serikat The Fed.
Data terbaru menunjukkan kenaikan inflasi di China ke 1,5% year on year (yoy) pada Oktober 2021 dari 0,7% yoy di September 2021. Kenaikan inflasi juga dicatatkan oleh Jerman ke level 4,5% yoy di Oktober 2021 dari 4,1% yoy di September 2021.
Di tengah potensi profit taking, ada sejumlah saham yang menarik diperhatikan pada akhir pekan ini (12/11). Beberapa diantaranya adalah BBTN, BMRI, ERAA, JSMR, ISAT, MARK, dan GOOD.
Baca Juga: Prediksi IHSG hari Jumat (12/11) naik lagi, berikut rekomendasi 3 saham pilihan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News